Hal itu disampaikan Dahnil usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).
"Saya sampaikan pada Pak JK sekarang kondisi politik menurut bahasa kami anak muda kan enggak asik. Karena politik kita dipenuhi politisi baperan," ujarnya.
"Maksudnya adalah politisi yang diisi para anak-anak alay yang kemudian meributi sosmed kita dan tidak terbiasa dengan aktivisme tapi politik yang terbiasa dengan HP dan 'ngafe'," sambung dia.
Menurut Dahnil, akibat ketidakdewasaan para elite partai politik itu, media sosial justru menjadi bising. Bukan karena debat politik dengan gagasan dan ide, namun justru dengan kata-kata yang menyudutkan pribadi orang lain.
Kondisi itu dinilai sangat mengkhawatirkan, sebab para pendukung atau simpatisan politik bisa tersulut dan menimbulkan kericuhan pada tingkat masyarakat.
"Akan berbahaya kalau argumentasi dan kontestasi politik itu melibatkan gerombolan, melibatkan massa," kata dia.
Sebelumnya, Dahnil mengaku meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menjadi penengah dua kubu yang akan berhadapan di Pilpres 2019 yakni kubu Jokowi dan Prabowo.
Kalla dinilai sosok yang tepat dan mampu meredakan panasnya situasi akibat implikasi sikap para elite politik di media sosial. Sebab tokoh yang relatif bisa diterima oleh semua kalangan, mulai kelompo Islam, nasionalis, dan pengusaha.
https://nasional.kompas.com/read/2018/09/07/18353681/dahnil-anzar-kondisi-politik-enggak-asik-dipenuhi-politisi-baperan