Salin Artikel

Kapolri Berganti Tujuh Kali, Pengungkapan Kasus Munir Belum Juga Jelas

Menggunakan pakaian dan payung hitam, sekitar 100 orang membentuk huruf U menghadap ke arah Istana Kepresidenan, Jakarta.

Acara ini merupakan peringatan 14 tahun meninggalnya Munir pada 7 September 2004. Sejumlah aktivis berorasi mengenai kasus Munir.

Dalam orasinya, Suciwati, istri almarhum Munir mengatakan, pembunuhan suaminya sudah gamblang karena yang dihukum bukanlah dalang utama pembunuhan itu. Dia juga berharap, agar kasus ini bisa diusut dengan tuntas.

Peran Munir dalam penegakan HAM di Indonesia memang terbilang penting. Dia terlibat dalam sejumlah upaya pengungkapan pelanggaran HAM, dan tidak disukai pemerintah sejak era Orde Baru.

Berani dan lincah merupakan sikap Munir dalam membela kasus-kasus yang menerpa pihak yang merasa dirugikan oleh pemerintah atau kelompok lain.

Saat dalam perjalanan menuju Amsterdam, Munir menutup usia di atas pesawat. Niat yang semula ingin memperdalam ilmu di Negara Kincir Angin tidak pernah terwujud.

Diracun

Meski jenazah sempat dikubur di Tanah Air, Kepolisian Belanda yang melakukan otopsi menemukan bahwa terdapat senyama arsenik dalam tubuh Munir dalam dosis fatal.

Temuan ini kemudian diumumkan Kepolisian RI di Jakarta. Kapolri saat itu, Jenderal Pol Da'i Bachtiar menyebutkan, ada dugaan pembunuhan Cak Munir dilakukan dengan cara diracun.

Kandungan racun arsenik ditemukan di air seni, darah dan jantung yang melebihi kandungan normal.

Polri pun segera membentuk tim forensik guna melakukan pendalaman. Jenazah Munir yang saat itu sudah dikubur, kemudian kembali dibuka untuk dilakukan pendalaman.

Terdapat sebuah dugaan mengenai racun arsenik yang masuk dalam tubuh Munir dalam penerbangan Jakarta-Singapura, yang menjadi tempat transit.

Setelah lepas landas dari Singapura menuju Belanda, racun itu kemudian berproses, yang diperlihatkan dengan lemasnya Munir selama penerbangan Singapura-Belanda.

Adapun tujuh Kapolri itu adalah Da'i Bachtiar, Sutanto, Bambang Hendarso Danuri, Timur Pradopo, Sutarman, Badrodin Haiti, hingga Tito Karnavian.

Sejumlah pengadilan digelar untuk mengadili pelaku yang diduga membunuh munir. Pilot Pesawat Pollycarpus Budihari Priyanto, mendapat vonis 14 tahun penjara karena diduga sebagai pelaku pembunuhan Munir.

Namun, sejumlah fakta persidangan juga menyebut adanya dugaan keterlibatan petinggi Badan Intelijen Negara dan menyeret Direktur Utama Garuda Indonesia saat itu, Indra Setiawan.

Surat tugas untuk Pollycarpus selama ini diduga dibuat Indra setelah menerima surat resmi dari BIN. Hal ini mengakibatkan Indra Setiawan kemudian menjalani proses hukum hingga divonis satu tahun penjara oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Nama itu antara lain Ramelgia Anwar (mantan petinggi Garuda) dan Muchdi PR (mantan Deputi Kepala BIN) pada 2007.

Namun, mereka terbebas dari seluruh dakwaan karena dinilai tak terbukti terlibat. Bahkan, pihak mengadilan mengungkapkan bahwa kasus ini merupakan sebuah kelalaian.

Harapan pengungkapan

Pada 2007, polisi masih belum dapat mengungkap siapa pelaku selain Pollycarpus sebagai dalang pembunuh Munir.

Berbagai orang didatangkan dalam persidangan termasuk pramugara dan pramugari pesawat PT Garuda Indonesia. Mereka memberikan informasi mengenai keadaan Munir yang mengalami sakit perut ketika setelah dari bandara Singapura.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri tak mengumumkan hasil temuan TPF (Tim Pencari Fakta) Munir. Ketika berulang kali ditanyakan, Kapolri saat itu, Jenderal Pol Sutanto, juga masih belum menjelaskan perkembangan kasus pembunuhan Munir kepada publik.

Harapan sempat muncul saat Komisi Informasi Pusat membuat putusan pada sidang 10 Oktober 2016, agar pemerintah di era Presiden Joko Widodo mengumumkan hasil penyelidikan tim pencari fakta.

Namun, dokomen temuan hasil kerja TPF kembali tertutup dan tidak dapat dipublikasikan kepada publik. 

Empat belas tahun berlalu sejak pembunuhan Munir. Pollycarpus juga telah menghirup udara bebas. Meski begitu, kenangan terhadap Munir tak akan memudar. Dirinya masih dikenal sebagai orang pejuang HAM yang selalu menolong pihak yang membutuhkan.

https://nasional.kompas.com/read/2018/09/07/18190501/kapolri-berganti-tujuh-kali-pengungkapan-kasus-munir-belum-juga-jelas

Terkini Lainnya

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke