Hal ini dinilai penting untuk membantu penguatan mata uang Garuda itu.
"Ya, tentu bisa dihimbau (masyarakat untuk menukar dollar-nya)," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/9/2018)
Meski begitu, Kalla meyakini rupiah akan kembali menguat setelah terus-menerus ditekan dollar AS dalam dua pekan ini.
Pemerintah, kata dia, memiliki kemampuan untuk mengendalikan nilai tukar Rupiah.
Oleh karena itu, Kalla mengingatkan masyarakat yang masih suka menyimpan dollar AS akan terkena dampaknya.
"Tapi harus juga mereka tahu bahwa kami cenderung bisa mengendalikannya," kata dia.
"Jadi siapa yang simpan-simpan dollarnya, mungkin rugi belakangan itu," sambung Kalla.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada pekan ini melemah. Kurs jual dollar AS di sejumlah bank besar di Indonesia sempat menyentuh level Rp 15.000.
Pantauan Kompas.com, Kamis (6/9/2018) pukul 13.00, kurs jual dollar AS hampir menyentuh kisaran Rp 15.000 di bank-bank besar Indonesia, utamanya bank-bank yang masuk ke dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memasang kurs jual dollar AS sebesar Rp 14.970 dan PT Bank Central Asia Tbk Rp 14.910.
Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mematok kurs jual dollar AS sebesar Rp 14.999 per dollar AS.
PT Bank CIMB Niaga Tbk justru naik tipis dengan harga jual sebesar Rp 15.070.
https://nasional.kompas.com/read/2018/09/06/16421321/wapres-kalla-yang-simpan-dollar-as-nanti-rugi-belakangan