Salin Artikel

Korupsi Massal Legislator Kota Malang Dinilai Rusak Nilai Demokrasi

Hal itu dikatakan Lucius menanggapi penetapan tersangka dan penahanan 41 anggota DPRD Kota Malang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Tentu saja tragedi di Malang ini menjadi begitu luar biasa, karena dari sisi manapun sulit rasanya memahami bagaimana mayoritas legislator secara kompak terjebak dalam permainan kotor. Bagaimana bisa hampir semua legislator punya sikap yang sama-sama buruknya dari semua aspek, etis dan yuridis,” ujar Lucius saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/9/2018).

Lucius berpendapat, bukan perilaku koruptif oknum legislatif saja, melainkan sistem demokrasi yang dijalankan selama ini perlu dipertanyakan dan dikritisi.

“Praktek korupsi berjamaah seperti di Malang ini nampaknya bukan sekadar karena hasrat akan kemewahan pada diri legislator. Saya melihatnya sebagai efek dari budaya persekongkolan jahat yang secara sistematis dipelihara dari waktu ke waktu,” tutur Lucius.

Menurut Lucius, dalam konteks demokrasi saat ini hanya sebatas dimaknai secara prosedural dan pragmatisme.

Lucius menuturkan, hampir semua partai politik dan kader-kader parpol menjiwai kehidupan politik dengan semangat yang serba pragmatis dan transaksional.

“Pembahasan program untuk rakyat antar DPRD dan Pemerintah memakai sudut pandang pragmatisme tersebut. Semua pihak yang terlibat sebagai pembuat keputusan sama-sama mencari untung sesaat dari jasa yang mereka berikan berkat jabatannya,” tutur Lucius.

Sehingga, pembahasan anggaran tak bisa mulus, karena masing-masing pihak berupaya mencari untung dari anggaran tersebut.

“Usulan anggaran pemerintah sebaik apapun tak bisa begitu saja diterima jika anggota DPRD tak bisa langsung mendapatkan keuntungan dari situ. Sementara eksekutif juga dijangkiti semangat yang sama,”kata Lucius.

Sementara itu, menurut Lucius Parpol perlu bertanggung jawab atas perilaku korupsi para kader-kadernya.

“Keogahan parpol melakukan kaderisasi dan internalisasi nilai-nilai etis menjadi pintu masuk kehadiran semua wakil rakyat yang pikiran dan tindakannya serba pragmatis ini,” ujar Lucius.

“Lembaga legislator merupakan representasi kesemrawutan parpol, bahkan identitas parpol yang korup dan miskin integritas,” Lucius menambahkan.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 41 dari total 45 anggota DPRD Kota Malang periode 2014-2019 ditetapkan sebagai tersangka korupsi.

Itu setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan 22 anggota DPRD Kota Malang sebagai tersangka kasus dugaan suap pembahasan APBN-P Pemkot Malang Tahun Anggaran 2015.

Penetapan tersangka ini merupakan hasil pengembangan penyidikan KPK. Sebelumnya, dalam kasus yang sama, KPK sudah menetapkan 19 tersangka anggota DPRD Kota Malang.

"Penetapan 22 anggota DPRD Kota Malang tersebut merupakan tahap ketiga. Hingga saat ini, dari total 45 anggota DPRD Kota Malang, sudah ada 41 anggota yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK," papar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan dalam konferensi pers di gedung Merah Putih KPK, Senin.

https://nasional.kompas.com/read/2018/09/04/11301121/korupsi-massal-legislator-kota-malang-dinilai-rusak-nilai-demokrasi

Terkini Lainnya

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke