Salin Artikel

Besok, Koalisi Jokowi-Ma'ruf Serahkan Susunan Tim Kampanye ke KPU

"Kami harapkan besok bisa disampaikan ke KPU, siang, sekitar jam dua nanti kami akan berangkat dari Posko Cemara ke kantor KPU," kata Johnny di sela-sela pertemuan dengan para sekjen KIK di Rumah Cemara 19, Jakarta, Minggu.

Dalam format susunan tim kampanye, ada dua posisi baru yang ditambah, yaitu koordinator pemenangan pilpres dan pengarah teritorial. Terkait koordinator pemenangan pilpres akan diisi oleh para ketua badan pemenangan pemilu dari partai koalisi.

"Dan ada pengarah teritorial yang akan diisi oleh gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota, wakil wali kota atau kepala daerah dari unsur partai koalisi," katanya.

Total anggota tim kampanye nasional mencapai 112 orang.

Ia menjelaskan, saat ini, koalisi sudah hampir merampungkan susunan tim kampanye nasional. Menurut dia, susunan tim hanya tinggal melengkapi nama ketua tim yang saat ini masih dipegang oleh Jokowi-Ma'ruf.

"Hari ini dapat kami sampaikan bahwa tim kampanye nasional sudah hampir rampung seluruhnya dan tinggal menunggu daftar atau calon ketua tim kampanye nasional yang nanti akan disampaikan oleh pasangan calon, Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf," kata Johnny

Ia menegaskan, koalisi tak mempersoalkan apakah ketua tim berasal dari unsur parpol atau non-parpol. Koalisi menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan Jokowi-Ma'ruf. Ia berharap ketua yang ditunjuk bisa memimpin tim kampanye nasional dan menyukseskan Pilpres 2019 dengan baik.

"Tentu yang diharapkan adalah ketua tim nanti adalah seorang konduktor yang akan mengorkestra pilpres ini dengan baik, sehingga harapan Pak Jokowi sebagai Presiden dan capres adalah pemilu kita ini diisi dengan pemilu yang menggembirakan," kata dia.

Johnny mengungkapkan, meskipun nama ketua tim kampanye belum diumumkan, tim telah berjalan secara efektif dengan susunan yang ada saat ini.

https://nasional.kompas.com/read/2018/08/19/15403831/besok-koalisi-jokowi-maruf-serahkan-susunan-tim-kampanye-ke-kpu

Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke