Salin Artikel

Pasokan Layanan Kesehatan Dinilai Cukup Tangani Korban Gempa Lombok

"Masih terus berdatangan bantuan-bantuan tenaga medis, logistik," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

"Jadi untuk kesehatan, tenaga medis, obat-obatan, dan sebagainya mencukupi untuk penanganan korban yang luka-luka," kata dia.

Pemerintah memberikan bantuan pelayanan kesehatan bagi korban gempa Lombok, di darat maupun pelabuhan. Bantuan diberikan baik di rumah sakit maupun Puskesmas.

Saat ini, terdapat dua rumah sakit kapal. Pertama, KRI dr Soeharso yang bersandar di Lombok Utara tadi malam, Selasa (7/8/2018), pukul 19.45 WIB. Pada pagi ini, kapal tersebut langsung melayani pasien.

Kapal kedua, berdasarkan informasi sampai siang hari tadi, masih melakukan perjalanan menuju Lombok Utara, yaitu Kapal RS Apung Prabu Airlangga.

Sementara itu, pemerintah juga membangun tiga rumah sakit lapangan. Terletak di Sembalun, Lombok Timur, adalah RS Yonkes 1.

"Kemudian, dua RS lapangan juga didirikan, RS Yonkes 2, yaitu di Lombok Utara oleh Divisi Konstrad dan Marinir," kata Sutopo.

Proses penanganan akibat gempa bermagnitudo 7 yang mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018), masih berlangsung. BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa adalah Lombok Utara.

Data terakhir per Rabu (8/8/2018) pukul 12.00, terdapat 131 korban meninggal dunia, 1.477 orang mengalami luka berat, dan 156.003 pengungsi.

Sementara itu, belum ada data pasti korban yang mengalami luka ringan atau hanya berobat jalan karena jumlahnya yang terlalu banyak.

Data tersebut masih bersifat sementara. Sutopo memprediksi jumlah korban akibat bencana tersebut masih akan bertambah. Saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan proses evakuasi.

https://nasional.kompas.com/read/2018/08/08/20494491/pasokan-layanan-kesehatan-dinilai-cukup-tangani-korban-gempa-lombok

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke