Salin Artikel

8 Hal yang Diketahui Pascagempa di Lombok

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) bersama kementerian/lembaga terkait masih terus melakukan evakuasi, penyelamatan dan pencarian korban yang tertimpa reruntuhan bangunan.

Selain itu, penanganan ribuan pengungsi pasca-gempa terus diupayakan dengan pengiriman logistik bantuan.

BNPB memprediksi jumlah pengungsi mencapai 20.000 orang.

Berikut delapan fakta terkini terkait penanganan pascagempa di Lombok:

1. 98 korban tewas, 236 korban luka

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, hingga Senin (6/8/2018) sore, korban meninggal dunia pascagempa di Lombok bertambah menjadi tujuh orang.

Tujuh korban meninggal dunia tersebut berada di Lombok Barat. Dengan demikian, total korban meninggal dunia saat ini berjumlah 98 orang.

Sementara itu, tercatat sebanyak 236 korban mengalami luka-luka. Diprediksi jumlah pengungsi mencapai sekitar 20.000 orang yang tersebar di beberapa titik pengungsian.

Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Sutopo memastikan, semua korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia dan belum ada laporan wisatawan asing yang menjadi korban akibat gempa.

Daerah Lombok Utara paling parah terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa.

Rumah-rumah di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur yang sebelumnya hanya rusak ringan diguncang gempa 6,4 SR pada 29 Juli 2018, menjadi rusak berat dan roboh akibat guncangan gempa bermagnitudo 7.

Sutopo juga memperkirakan jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka akan terus bertambah.

2. 2.000 hingga 2.7000 wisatawan dievakuasi

Proses evakuasi wisatawan dari Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno masih terus dilakukan.

Hingga Senin (6/8/2018) sore, jumlah wisatawan yang telah dievakuasi dari tiga pulau tersebut sekitar 2000 hingga 2700 orang.

Proses evakuasi dilakukan oleh Tim Gabungan yang dikoordinasikan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dengan menggunakan sembilan kapal.

Sembilan kapal tersebut, yakni 1 unit kapal SAR Mataram, 1 unit kapal Belongas, 1 unit kapal SAR Denpasar, 1 unit kapal Pelni, 1 Kapal Dharmasraya Citra Tiga, 3 unit kapal cepat (Ferry) Eka Jaya dan 1 unit kapal cepat (Ferry) Bali Nusa.

Para wisatawan tersebut dievakuasi ke Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, kemudian diarahkan ke Kota Mataram.

Sebagian wisatawan ada yang memilih meninggalkan Lombok melalui bandara internasional dan sebagian ada yang memilih tinggal sementara di penginapan.

Sedangkan, BNPB belum bisa memastikan jumlah wisatawan yang masih berada di ketiga pulau gili tersebut.


3. Isu tsunami di tiga Gili 

Sutopo memastikan bahwa isu akan terjadi tsunami di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno tidak benar.

Isu tersebut beredar pascagempa dan membuat ribuan wisatawan, pemilik, pengelola serta karyawan resort meminta dievakuasi keluar dari kawasan Gili.

"Jadi isu itu adalah tidak benar atau hoaks. Dalam hal ini, baik turis yang ada di tiga Gili maupun di Lombok tidak ada kewajiban untuk keluar dari wilayah lombok dan tiga Gili. Kondisinya aman," ujar Sutopo.

Sutopo menjelaskan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan gempa bermagnitudo 7 kemarin, merupakan gempa utama dari serangkaian gempa sebelumnya.

Sejak peristiwa gempa bermagnitudo 6,4 pada 29 juli 2018, sampai dengan kemarin, telah terjadi lebih dari 527 gempa susulan.

Sutopo memperkirakan, akan ada gempa susulan setelah gempa utama. Namun, kekuatannya tidak begitu besar.

Ia meminta para wisatawan dan masyarakat tetap tenang serta tidak berinisiatif untuk keluar dari wilayah Gila maupun Lombok.

"Artinya wisatawan dan masyarakat di sana akan aman karena gempa tidak bisa kita prediksi secara pasti. Yang penting, ketika merasa ada guncangan segera keluar ruangan mencari tempat yang lebih aman," kata Sutopo.

4. Wisatawan lokal tewas di Gili Trawangan

BNPB mengakui telah menerima informasi tujuh wisatawan domestik yang meninggal dunia di Gili Trawangan pascagempa.

Kendati demikian, BNPB belum dapat mengungkapkan informasi secara resmi, sebab pihak BPBD NTB masih melakukan pengecekan.

Sutopo menuturkan, berdasarkan informasi yang ia terima, dari tujuh korban, sebanyak lima orang telah berhasil dievakuasi dari reruntuhan.

Sementara dua korban lagi masih berada dalam proses evakuasi.

Kendati demikian, kata Sutopo, BPBD NTB belum menerima data terkait identitas dari tujuh wisatawan domestik yang tewas tersebut.

"Kami masih melakukan pengecekan karena datanya belum disampaikan ke posko. Jadi kami baru mengeluarkan data korban jiwa sebanyak 91 orang. Tujuh wisawatan itu di luar 91 korban," kata Sutopo.

"Kami sudah kontak dengan aparat di Gili Trawangan mengenai kabar tujuh wisatawan lokal itu dari Lombok bukan asing," ucapnya.


5. Evakuasi korban reruntuhan masjid di Lombok Utara

Hingga Senin sore, tim penanggulangan bencana masih berupaya melakukan evakuasi korban reruntuhan bangunan masjid di Desa Lading Lading, Lombok Utara.

Bangunan mesjid tersebut runtuh akibat gempa.

"Ada beberapa korban yang sampai saat ini belum dievakuasi. Contohnya korban jemaah yang sedang shalat Isya kemudian masjid roboh, di Desa Lading Lading, Lombok Utara," ujar Sutopo.

Menurut Sutopo, sulitnya evakuasi disebabkan karena terbatasnya alat berat. Akhirnya, tim gabungan dari BNPB dan BPBD NTB melakukan evakuasi secara manual tanpa bantuan alat berat.

Alat berat dikerahkan baru bisa dikerahkan sekitar pukul 15.00 WIB. Satu alat berat digunakan untuk menghancurkan atap dan dinding masjid yang menimpa korban.

BNPB Belum dapat diperkirakan berapa jumlah korban yang tertimpa masjid roboh.

6. BNPB kirim 21 Ton logistik 

Pascagempa, BNPB mengirimkan 21 ton bantuan logistik dan peralatan melalui kargo. Selain itu, dua helikopter BNPB diperbantukan untuk penanganan darurat.

BNPB terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait dalam menangani dampak gempa di Lombok.

Sutopo mengatakan, TNI telah memberangkatkan tiga pesawat Hercules C-130 untuk mengirim satgas kesehatan dengan membawa obat-obatan, logitik, tenda, dan alat komunikasi.

KRI dr Suharso milik TNI AL diberangkatkan dari Surabaya ke Lombok untuk dukungan kapal rumah sakit.

Basarnas mengirimkan personel, helikopter, kapal dan peralatan untuk menambah kekuatan operasi SAR.

Polri mengirimkan personel, tenaga medis, obat-obatan, dan dua helikopter. Kementerian Pariwisata mengaktivasi Tim Crisis Center untuk memantau kondisi wisatawan.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggerakkan alat berat untuk menambah pasokan air bersih dan sanitasi.

7. Tiga jembatan rusak 

Penanganan pascagempa terus dilakukan. Kendati demikian, penanganan dampak gempa terkendala beberapa faktor.

Beberapa faktor penghambat antara lain, terbatasnya alat berat, luasnya daerah yang terdampak, tak berfungsinya saluran komunikasi dan listrik di Lombok Utara serta Lombok Timur.

Selain itu, terdapat tiga jembatan yang rusak, yakni jembatan Tampes, jembatan Lokok Tampes dan jembatan Luk.

"Rusaknya jembatan menyebabkan aksesibilitas terganggu, terbatasnya logistik dan lainnya," kata Sutopo.

8. Tak ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Rinjani 

Sutopo memastikan, gempa bermagnitudo 7 di Lombok tidak memengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Rinjani. Begitu juga dengan aktivitas vulkanik di Gunung Agung, Provinsi Bali.

Menurut Sutopo, berdasarkan pemantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, aktivitas vulkanik kedua gunung tersebut masih dalam kondisi normal.

Kendati demikian Sutopo meminta masyarakat tetap waspada dan mengungsi ke tempat yang aman.

https://nasional.kompas.com/read/2018/08/07/11080771/8-hal-yang-diketahui-pascagempa-di-lombok

Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke