Salin Artikel

Novel Kembali, Presiden ke Mana?

Sekitar pukul 09.00 WIB, petugas keamanan membuka jalan di tengah keramaian. Pandangan mata orang yang berkumpul kemudian tertuju pada sisi kanan gedung.

Tak lama kemudian, berhenti sebuah mobil warna hitam. Dari dalam mobil, muncul sesosok pria berkepala plontos dan berkacamata. Pria yang mengenakan batik cokelat lengan pendek itu menenteng tas kecil.

Sebuah kartu tanda pengenal berlogo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diikat dengan tali merah dikalungkan di lehernya.

"Selamat datang Bang Novel," ujar Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo yang terdengar dari pengeras suara.

Hari pertama kerja

Hari ini merupakan hari pertama bagi penyidik senior KPK Novel Baswedan untuk dapat kembali bekerja. Hampir 16 bulan berlalu sejak ia meninggalkan tugas-tugasnya untuk sementara waktu.

Semuanya bermula pada 11 April 2017 lalu.

Wajah Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan shalat subuh di masjid dekat kediamannya. Sejak saat itu, Novel fokus menjalani serangkian operasi guna penyembuhan matanya.

Proses penyembuhan dilakukan di rumah sakit yang berada di Singapura.

Menurut hasil diagnosa dokter yang merawatnya, mata kiri Novel mengalami kerusakan 100 persen, sementara mata kanan mengalami kerusakan 50 persen akibat air keras yang disiram ke matanya.

Tetap sebagai penyidik

Mantan Ketua KPK Abraham Samad mendapat giliran pertama memberikan kata sambutan bagi Novel. Samad memohon kepada pimpinan KPK saat ini, agar Novel tidak dimutasi ke divisi lain. Menurut Samad, jika Novel tak lagi bekerja di bidang penindakan, maka tujuan pelaku penyerangan dianggap berhasil menyingkirkan Novel.

Hal itu ternyata sudah dipertimbangkan oleh para pimpinan dan pegawai KPK. Ketua KPK Agus Rahardjo memastikan Novel akan kembali bekerja sesuai jabatan dan tugasnya semula, yakni sebagai kepala satuan tugas penyidik.

"Novel tetap bertugas di tempat semula tanpa mutasi. Mudah-mudahan kehadiran Dek Novel bisa memberikan semangat baru. Terutama saat Dek Novel pergi, ada pengangkatan IM 12 dan 13. Mudah-mudahan dapat memberi motivasi, teladan dan harapan agar dapat berkembang terus, memajukan KPK dan bisa bertambah baik dan memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara," ujar Agus.

Ratusan orang yang berkumpul sejak pagi, bukan hanya pegawai KPK. Sejumlah perwakilan lembaga swadaya masyarakat, pengacara, mahasiswa dan aktivis antikorupsi juga meramaikan acara penyambutan terhadap Novel.

Kehadiran mereka bukan sekadar menjadi penyemangat terhadap Novel. Ada tuntutan yang digelorakan dalam penyambutan ini.

Pengungkapan pelaku penyiraman air keras yang tak kunjung selesai dianggap sebagai pekerjaan rumah bagi Presiden Joko Widodo. Jokowi sebagai pemimpin tertinggi Polri dinilai memiliki tanggung jawab untuk mendorong institusi tersebut agar segera merilis pelaku penyerangan.

Dalam penyambutan terhadap Novel, beberapa pegawai KPK membentangkan spanduk bertuliskan "Novel Kembali, Presiden ke Mana?".

Dalam surat terbuka kepada Presiden, Wadah Pegawai KPK menanyakan kelanjutan surat yang telah dikirimkan kepada Jokowi pada berbulan-bulan lalu, yang belum mendapat balasan hingga sekarang.

Menurut Wadah Pegawai, teror terhadap Novel merupakan bentuk perlawanan terhadap upaya pemberantasan korupsi. Apalagi, Novel mewakili lembaga KPK yang dibentuk atas amanah reformasi yang tercantum dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Wadah Pegawai mengingatkan kepada Jokowi bahwa serangan serupa bisa terjadi pada siapapun, selama pelakunya belum diungkap.

Selain itu, Jokowi diminta segera membentuk tim gabungan pencari fakta yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat yang berintegritas dan berkompeten. Pembentukan tim ini diharapkan memunculkan titik terang pengungkapan pelaku penyerangan.

Desakan itu juga muncul dari Novel sendiri.

"Polisi tidak mau mengungkap kasus ini, karena itu saya minta ke atasan polisi. Ini bukan karena saya marah, saya memang sebagai korban, tapi karena pengungkapan pelaku teror sama pentingya dengan pemberantasan korupsi itu sendiri," kata Novel.

Dalam acara penyambutan itu, Novel mengatakan, tidak ada rasa sedih atau rasa keterpurukan atas apa yang dia alami. Novel merasa ikhlas, bahkan memaafkan orang yang melakukan serangan fisik terhadapnya.

Namun, ia merasa identitas pelaku sangat penting untuk diungkap.

"Saya akan bicara dengan risiko apapun. Bukan hanya terkait diri saya sendiri, tapi pelaku penyerangan adalah penyerangan kepada KPK," kata Novel.

https://nasional.kompas.com/read/2018/07/27/16293721/novel-kembali-presiden-ke-mana

Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke