Demikian diungkapkan calon gubernur nomor urut dua Sudirman Said saat dijumpai di Kantor DPP PKB, Jl. Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).
"Jelas sekali (keterbatasan biaya) itu," ujar Sudirman.
Selain itu, Sudirman mengaku, mendapatkan tekanan selama proses Pilkada. Mulai dari dari yang bersifat fisik hingga psikologis.
Contoh tekanan secara fisik, ada peristiwa di mana tim suksesnya yang sedang mendistribusikan uang untuk konsumsi saksi tiba-tiba disergap oleh sejumlah orang.
"Peristiwa itu membuat suasana di lapangan sedikit banyak terpengaruh. Selain itu ada juga keterlambatan lelang, DPT bermasalah dan lainnya," ujar Sudirman.
Adapun, contoh tekanan yang bersifat psikologis adalah hasil sejumlah lembaga survei yang menempatkan dirinya dan Ida pada elektabilitas rendah.
"Karena survei-survei itu signifikan sekali kepada semangat para pendonor (uang)," lanjut dia.
Meski demikian, Sudirman menampik bahwa pernyataannya ini sebagai bentuk penyesalan. Ia mengatakan, semua yang terjadi dalam Pilkada Jateng akan dievaluasi.
Pihaknya juga akan mengadukan dugaan pelanggaran yang terjadi ke aparat terkait.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga membenarkan soal keterbatasan dana bagi pasangan Sudirman- Ida itu.
Meski demikian, pencapaian pasangan tersebut versi hitung cepat tetap harus mendapat apresiasi.
"Perolehan suara (versi hitung cepat) 42 persen itu perolehan yang signifikan dan tentu dengan rasa hormat. Terima kasih atas dukungan masyarakat Jawa Tengah kepada pasangan Pak SS dan Ibu Ida. Dukungan mereka tidak akan sia-sia," ujar Muhaimin.
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/04/18271861/sudirman-said-ungkap-faktor-kekalahannya-di-pilkada-jateng