Salin Artikel

82 Tahun Habibie dan Cintanya kepada Ainun

Habibie menikah dengan Hasri Ainun, seorang dokter, pada 12 Mei 1962. Ainun berpulang pada 22 Mei 2010 silam, karena penyakit tumor yang dideritanya.

Setelah Ainun wafat, Habibie menulis buku berjudul Habibie & Ainun yang menceritakan kehidupan cinta dan pernikahan mereka hingga Ainun wafat. Buku tersebut diadaptasi ke layar lebar berjudul sama yang dirilis pada 20 Desember 2012 lalu.

Salah satu petikan dalam buku tersebut yang menyentuh hati adalah kala mereka merayakan hari jadi pernikahan ke-48.

"Ainun, tahukah hari ini hari apa?" Habibie bertanya. Ainun mengangguk. "Hari pernikahan kita selama enam windu atau 48 tahun," ujar Habibie.

Ainun kembali mengangguk sembari tersenyum. Memandang Habibie dengan wajah cerah, tetapi aura sedihnya tetap tidak dapat disembunyikan.

Habibie kemudian mencium bibir Ainun sembari berbisik, "Saya selalu akan mendampingimu di mana pun kamu berada. Jiwa, roh, dan batin kita sudah menyatu dan manunggal sepanjang masa."


Ainun terdiam. Air matanya menetes diiringi senyum. Demikian penggalan momen yang Habibie tuliskan dalam buku Habibie dan Ainun.

Momen itu terjadi pada Rabu, 12 Mei 2010, tepat pukul 10.00 WIB, di ruang ICCU, tempat Ainun dirawat. Tumor ganas terus menjalar dan menggerogoti kesehatan Ainun.

Habibie kemudian memanjatkan doa. Berikut kutipan doa itu :

"Terima kasih Allah, ENGKAU telah lahirkan saya untuk Ainun dan Ainun untuk saya. Terima kasih Allah, ENGKAU telah pertemukan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya. Terima kasih Allah tanggal 12 Mei 1962 ENGKAU nikahkan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya. ENGKAU titipi kami Bibit Cinta murni, sejati, suci, sempurna dan abadi. Sepanjang masa kami sirami titipanMU dengan Kasih Sayang, nilai Iman, Takwa dan Budaya. Kini 48 tahun kemudian, Bibit Cinta telah menjadi Cinta yang paling indah, Sempurna dan Abadi. Ainun dan saya bernaung di bawah Cinta milikMU ini dipatri menjadi manunggal sepanjang masa. Manunggal dalam Jiwa, Hati, Batin, Nafas dan semua yang menentukan dalam kehidupan. Terima kasih Allah, menjadikan kami Manunggal kami sepanjang masa. Berilah kami kekuatan mengatasi segala permasalahan yang sedang dan masih akan kami hadapi. Ampunilah dosa kami dan lindungilah kami dari segala pencemaran Cinta Abadi kami."

Kata demi kata Habibie diperhatikan betul oleh Ainun dan ia menganggukkan kepalanya setiap Habibie menyelesaikan kalimat per kalimat.

"Sambil mengelus kepala Ainun, kami ulangi bersama doa yang sebelumnya saya bisikkan di telinganya. Bibir Ainun bergetar memanjatkan doa kami, kata demi kata dengan mata air berlinang. Saya harus menahan diri dan dokter dan perawat yang kebetulan masuk ke kamar, diam dan penuh pengertian segera meninggalkan kami berdua," tulis Habibie.

Harian Kompas, pada 8 Februari 1997 silam, pernah mempublikasikan artikel mengenai kehidupan pernikahan yang dijalani Ainun bersama Habibie. Ketika menikah dengan Habibie, ia dihadapkan dengan dua pilihan, tetap bekerja di rumah sakit anak-anak di Hamburg atau berperan dan berkarya di belakang layar sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Setelah berdiskusi dengan sang suami, Ainun akhirnya memilih yang kedua. Ainun berpandangan, yang lebih maju dan berpenghasilan lebih besar harus jadi penopang keluarga.

Salah satu harus mengalah. Dalam satu keluarga tidak bisa ada dua kapten. Ainun yang melihat suaminya amat energetik merasa ia sudah semestinya tak menghambat.

"Kalau orang energetik, kerjanya begitu keras, kompensasinya justru romantik, aleman... he loves such small gestures (ia lalu senang dengan perhatian-perhatian kecil). Karenanya, saya yang tahu sifatnya itu, harus menyesuaikan. Kalau orang menikah, `kan harus the big you and the small I," ujar Ainun seperti dikutip Solichin Salam dalam biografi BJ Habibie Mutiara dari Timur (1986).

Perjodohannya dengan Habibie kemudian memang mengubah jalan hidupnya. Keduanya sudah saling kenal sejak sama-sama di sekolah, dan Habibie adalah teman sekolah kakak Ainun. SMP berdekatan, dan SMA malah satu sekolah, hanya Habibie sekelas lebih tinggi.

Keduanya lalu berpisah, Rudy diterima di ITB tetapi lalu pindah ke Jerman, sementara Ainun kuliah di FKUI. Ia bertemu kembali dengan Rudy ketika sang insinyur muda ini liburan ke Indonesia dan berkunjung ke kediaman keluarga Besari, keluarga Ainun, di malam Lebaran tahun 1962.

Mungkin, saat itulah keduanya saling jatuh cinta, meski perasaan itu boleh jadi sudah datang sebelumnya. (Dari BJH, Riwayat Hidup dan Kariernya, A Makmur Makka, 1987)

Salah satu hal yang kuat tercermin dari pribadi Ainun adalah kesetiaan dan keyakinan pada peranan istri yang suportif terhadap suami dan keluarga.

"Kalau istri banyak ngomel, rewel, dan cerewet, suami jadi tidak luwes bergaul. Akhirnya tidak bisa maju dalam pekerjaan. Sedapat mungkin suami harus bebas dari keruwetan rumah tangga agar bisa leluasa berpikir tentang pekerjaan," kata Ainun seperti dikutip dalam Mutiara dari Timur.

https://nasional.kompas.com/read/2018/06/26/12264001/82-tahun-habibie-dan-cintanya-kepada-ainun

Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke