Salin Artikel

Cerita Artidjo Bentak dan Usir Pengusaha yang Mau Coba Menyuapnya

Artidjo Alkostar namanya. Pria 70 tahun yang kerap membuat gemetar para koruptor. Bagaimana tidak, Artidjo dikenal sebagai hakim yang selalu menambah hukuman terpidana korupsi saat mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

Namun sebelum namanya besar, ia juga punya pengalaman tak mengenakan yakni upaya disuap. Artidjo masih ingat hal itu dan menceritakan pengalamannya tersebut.

"Sewaktu jadi hakim agung tahun 2000, memang ada misalnya pengusaha ini, ini, ini (mencoba menyuap). Saya tersinggung, saya bentak orang itu supaya keluar," ujarnya, Rabu (30/5/2018).

Artidjo ingat betul, pengusaha itu memintanya untuk menyebutkan nomor rekening. Namun, permintaan itu ditanggapi keras oleh Artidjo.

"Saya bilang sama dia, 'saya terhina dengan perkataan saudara'," ucap dia.

Setelah kejadian itu, Artidjo lantas membuat tulisan di depan ruangannya untuk tidak menerima tamu yang terkait dengan perkara di MA.

Namun saat itu, kata dia, tindakannya itu justru direspons sinis oleh para hakim lainnya.

"Tetapi saya 'dikeroyok' di rapat pleno di MA, ini apa ini hakim begini," kata dia sembari tertawa.

Selain diminta nomor rekening, Artidjo juga sempat diminta untuk mengisi cek, berapapun besarannya, oleh orang yang mencoba menyuapnya.

Namun keteguhanya tidak goyah. Hal inilah yang membuatnya dikenal luas oleh pegawai MA sebagai hakim yang tak mempan disogok.

Sepanjang menjadi hakim agung, Artidjo menyelesaikan berkas di MA sebanyak 19.708 perkara. Bila dirata-rata selama 18 tahun, Artidjo menyelesaikan 1.095 perkara setiap tahunnya.

Angka yang mencengangkan. Namun, pria 70 tahun kelahiran Situbondo, Jawa Timur itu mengungkapkan resep dari capaian luar biasa itu yakni kerja ikhlas.

Diakuinya, bekerja ikhlas bukanlah hal mudah, namun baginya upaya itu harus dilakukan sebab keikhlasan adalah nutrisi batin.

"Saya bisa bekerja sampai larut malam, pulangpun membawa berkas, besok sudah habis, tetapi kalau kita tidak ihklas itu energi kita menjadi racun dalam tubuh, menjadi penyakit," ucapnya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/31/23153411/cerita-artidjo-bentak-dan-usir-pengusaha-yang-mau-coba-menyuapnya

Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke