Salin Artikel

Survei Charta Politika: JK, Gatot Nurmantyo, dan AHY Teratas Jadi Cawapres Jokowi

Demikian hasil survei Charta Politika yang dirilis ke publik, Senin (21/5/2018).

"Dari 2.000 responden, 10,3 persen memilih Jusuf Kalla. Sementara jumlah responden yang memilih Gatot Nurmantyo 8,6 persen dan yang memilih Agus Harimurti Yudhoyono itu 7,6 persen," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam konferensi pers hasil rilis di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (21/5/2018).

Margin of error survei ini sebesar 2,19 persen. Artinya angka itu masih bisa bertambah atau berkurang sebesar 2,19 persen.

Dengan demikian, relatif tidak ada nama calon wakil presiden pendamping Jokowi yang dominan dari ketiga nama tersebut.

Sementara itu, di urutan keempat, kelima hingga keenam, yakni Basuki Tjahaja Purnama dipilih 5,7 persen responden, Anies Rasyid Baswedan dipilih 4,9 persen responden dan Mahfud MD dipilih 4,4 persen responden.

Namun, angka responden yang memilih untuk tidak menjawab cukup besar, yakni sebesar 25,4 persen responden.

Charta Politika juga mengajukan pertanyaan jenis semi terbuka kepada para responden. Mereka dihadapkan pada 7 nama yang selama ini disebut-sebut sebagai sosok yang tepat mendampingi Jokowi sebagai cawapres.

Ketujuh nama tersebut, yakni Agus Harimurti Yudhoyono, Gatot Nurmantyo, Anies Rasyid Baswedan, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, M. Zainul Madji, Zulkifli Hasan, Airlangga Hartarto dan Muhammad Romahurmuziy.

"Hasilnya, AHY dipilih 11,8 persen responden, Gatot dipilih 11,5 persen responden dan Anies dipilih 9,1 persen responden," papar Yunarto.

Sisanya, Mahfud MD dipilih 5,9 persen responden, Muhaimin Iskandar dipilih 5,0 persen responden, M. Zainul Madji dipilih 3,5 persen responden, Zulkifli Hasan dipilih 1,3 persen responden, Airlangga Hartarto dipilih 1,1 persen responden dan Muhammad Romahurmuzi dipilih 0,6 persen responden.

Survei ini dilakukan terhadap 2.000 responden dari tanggal 13 hingga 19 Maret 2018. Sampel survei dipilih secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling).

Margin of error survei ini sebesar 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/21/20214151/survei-charta-politika-jk-gatot-nurmantyo-dan-ahy-teratas-jadi-cawapres

Terkini Lainnya

Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Nasional
Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Nasional
Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Nasional
Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Nasional
Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Nasional
Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

Nasional
Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

Nasional
Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

Nasional
KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

Nasional
24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

Nasional
Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

Nasional
Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Nasional
Momen Jokowi dan Iriana 'Nge-vlog', Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja  Pagi-pagi

Momen Jokowi dan Iriana "Nge-vlog", Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja Pagi-pagi

Nasional
Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke