Salin Artikel

Pengamat: Di Indonesia, Perekrutan Teroris Mayoritas secara Tatap Muka

Namun demikian, kata dia, proses rekrutmen teroris di Indonesia tidak seperti di negara-negara lain.

Di beberapa negara, semisal di Eropa atau Malaysia, radikalisasi secara daring linier dengan rekrutmen.

"Di Eropa orang yang tidak ikut pengajian tiba-tiba hilang, terus ternyata di Suriah. Termasuk di Malaysia juga. Di Indonesia situasi berbeda," kata Solahudin dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jakarta, Rabu (16/5/2018). 

Solahudin menjelaskan proses radikalisasi memang berlangsung melalui media sosial. Akan tetapi, proses rekrutmen pelaku tindakan radikal dan teror di Indonesia dilakukan secara offline, yakni dengan tatap muka atau lewat perkumpulan komunitas. 

Hal ini pun sesuai dengan studi yang pernah dilakukan Solahudin terhadap 75 orang narapidana terorisme.

Dari studi tersebut ditemukan hanya ada 9 persen dari napiter yang direkrut secara daring. 

"Sisanya, 91 persen mengatakan mereka direkrut kelompok ekstrimis melalui offline, melalui tatap muka dan forum-forum keagamaan," sebut Solahudin.

Ia mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi alasan bahwa perekrutan secara offline lebih penting di Indonesia.

Pertama, adanya kebebasan berekspresi dan berorganisasi, sehingga perekrutan bisa dengan mudah dilakukan melalui berbagai kesempatan tatap muka langsung. 

Selain itu, kelompok ekstrimis tidak terlalu percaya dengan perekrutan di dunia maya lantaran kerap terjadi penipuan. Sehingga, kanal offline lebih dipercaya. 

"Di dunia maya laki-laki bisa mengaku perempuan atau sebaliknya. Selain itu, banyak kasus penipuan lewat channel Telegram yang berafiliasi dengan ISIS," jelas Solahudin.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/16/13263661/pengamat-di-indonesia-perekrutan-teroris-mayoritas-secara-tatap-muka

Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke