"Nah kita sekarang hadapi generasi ketiga yaitu milisi-milisi yang kembali itu (pulang kampung ke negaranya). Nah itu yang kembali yang meledakkan itu," ujarnya kepada media, Jakarta, Senin (14/5/2018).
Teroris generasi ketiga inilah yang menurutnya menyatakan berdirinya negara Islam di Asia Tenggara yakni negara Islam Indonesia, negara Islam Malaysia, dan negara Islam Filipina.
Oleh karena itulah, kata Menhan, ia membentuk kerja sama trilateral dengan Malaysia dan Filipina untuk menangangi persoalan terorisme di Asia Tenggara. Tujuannya untuk melokalisir pergerakan para teroris.
Ia pun mengaku sudah memprediksi serangan teroris seperti yang terjadi di Subaya, Jawa Timur akan terjadi.
"Dua tahun lalu saya sudah mengerti akan terjadi begini," tegas Menhan.
Ia mengungkapan bahwa pimpinan ISIS di Afghanistan memerintahkan para simpatisannya memindahkan basis ISIS dari Mawari, Filipina ke Indonesia.
Seperti diketahui, ISIS di Marawi dipukul mundur oleh tentara Filipina yang gencar memerangi ISIS.
Oleh karena itu, kata dia, persiapan pemindahan basis ISIS tersebut sudah disiapkan sedemikan matang oleh para simpatisan ISIS di Indonesia.
Saat ditanya apakah pihak keamanan Indonesia kecolongan, Menhan mengatakan tidak. Sebenarnya kata dia, Polisi-TNI sudah siap namun takarannya masih normal.
Ia berharap, dengan kejadian di Surabaya maka kesiapan Polisi-TNI bisa dinaikan ketingkat luar biasa. Tak bisa lagi hanya biasa-biasa.
"Kalau enggak luar biasa, enggak bisa kita memberantas teroris ini. Kuncinya adalah kebersamaan kita semua sebagai anak bangsa," kata Menhan.
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/14/19230411/menhan-sebut-indonesia-sedang-berhadapan-dengan-teroris-generasi-ketiga