Salin Artikel

Respons Gatot Nurmantyo Saat Ditanya Penggunaan Politik Identitas

Awalnya, pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi sebagai salah seorang panelis, menanyakan pendapat Gatot terkait penyebab maraknya politik identitas yang terjadi saat ini.

Menurut Gatot, politik merupakan ajang beradu cerdik bagi para politisi. Politik identitas cenderung digunakan untuk memenangkan calon pemimpin yang berkontestasi.

Ia berpendapat, politik identitas dapat dikatakan sehat apabila suatu kelompok tidak menggunakannya untuk menyudutkan atau menyerang kelompok lain.

"Politik ini adu cerdik, kemudian belum lama proses Pilkada DKI itu politik identitas yang dilakukan, itu berhasil mengangkat calonnya. Maka sebagai politisi hanya berpikiran seperti itu untuk mengangkat ini juga kalau ingin menang," ujar Gatot.

"Dalam konteks ini perlu diingatkan bahwa kita ini negara yang dibangun berdasarkan kemajemukan. Politik identitas dapat dikatakan sehat apabila tidak menyudutkan atau menjelek-jelekkan atau rasialisme," ucap dia.

Kemudian, J Kristiadi kembali melontarkan pertanyaan, "Tegasnya, Pak Gatot tidak akan menggunakan politik identitas sebagai jurus politik?"

Gatot pun menjawab bahwa ia menginginkan adanya persatuan. Ia menegaskan, kendati mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, namun Pancasila yang digagas oleh para pendiri bangsa tidak lahir berdasarkan syariat Islam, melainkan Ketuhanan yang Maha Esa.

"Saya justru punya mimpi, koalisi ini adalah koalisi umat yang berjuang untuk rakyat Indonesia. Itu bukan politik identitas, kan? Jadi persatuan umat untuk rakyat Indonesia," ucap Gatot.

Seorang panelis lain, sosiolog Imam B Prasodjo ikut menimpali. Ia kembali mempertegas pertanyaan J Kristiadi.

"Apakah Bapak akan menjual kesamaan identitas sebagai cara untuk menang?" tanya Imam.

Gatot menjawab, dirinya adalah seorang Muslim yang menjunjung keberagaman. Hal itu ia buktikan saat masih menjabat Panglima TNI, dengan merangkul semua kelompok agama.

"Saya pikir, walaupun saya seorang Muslim dan sudah dibuktikan saya panglima TNI yang merangkul semua agama. Itu yang akan saya mobilisasikan. Karena ini adalah bangsa yang majemuk," kata Gatot.

"Jadi dengan kata lain secara tegas Pak Gatot tidak akan menggunakan ikatan primordial itu sebagai alat?" tanya Imam lagi.

Gatot sedikit tak bersepakat dengan pertanyaan itu. Menurut Gatot, tak bisa dipungkiri masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam.

Oleh sebab itu, ia akan mengajak umat Islam bersama umat beragama lain untuk bersatu dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

"Bukan berarti saya memutuskan saya tidak peduli dengan Islam, tidak bisa seperti itu, wong saya orang Islam. Mungkin saya juga menggunakan partai Islam. Tapi saya mengajak semua umat untuk bersama bersatu berjuang untuk rakyat Indonesia," tutur Gatot.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/24/15470031/respons-gatot-nurmantyo-saat-ditanya-penggunaan-politik-identitas

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke