Salin Artikel

Dianggap Wakili Aspirasi Milenial, Gatot Nurmantyo-Muhaimin Diminta Usung Program Jaminan Sosial Terpadu

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Pro-1 menaruh harapan pada calon yang mereka usung, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, untuk bisa mengusung program jaminan sosial terpadu. Program tersebut dianggap sangat mewakili kebutuhan masyarakat, khususnya generasi milenial.

Ketua Pro-1 Jawa Barat Arisman mengatakan, Gatot dan Muhaimin diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya generasi muda.

"Kami lihat persoalan generasi muda yang kita alami adalah masalah adanya jaminan hidup di hari tua," ujar Arisman dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (14/4/2018).

Salah satu yang disorot adalah soal masalah pengangguran dan minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Arisman mengatakan, negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan untuk rakyatnya. Sementara rakyat juga dikenakan pajak. Menurut dia, bagaimana masyarakat bisa membayar pajak jika pekerjaan saja tidak ada.

Belum lagi persaingan antara tenaga kerja lokal dan asing. Menurut Arisman, pemerintah saat ini seolah memberi keistimewaan pada pekerja asing dan tidak ada kebijakan untuk mendukung tenaga kerja lokal.

"Jadi negara harus memberi subsidi bagi warganya yang tidak bisa mendapat pekerjaan," kata Arisman.

Persoalan kedua soal pendidikan. Arisman mengatakan, Gatot dan Muhaimin diharapkan bisa mendorong pendidikan generasi muda yang lebih baik. Bukan hanya wajib belajar 12 tahun, tapi juga hingga ke jenjang Strata 1. Selain itu, kesejahteraan lain yang perlu diperhatikan yakni kemudahan mendapatkan tempat tinggal.

"Kami ingin Indonesia sebagimana negara maju punya jaminan sosial terpadu yang memungkinkan mendapat dana sosial di hari tua," kata Arisman.

Arisman mengataman, program ersebut nantinya tak hanya harus diusung Gatot dan Muhaimin, tapi juga partai-partai pendukungnya. Jika partai mendorong program jaminan sosial terpadu, Arisman meyakini elektabilitas partai akan melejit dan ini berguna dalam Pemilihan Legislatif 2019.

"Oleh karena itu, kami meminta Gatot dan Muhaimin senagai capres dan cawapres yang ideal bagi kami untuk mendorong program jaminan sosial terpadu," kata Arisman.

Saat ditanya apa yang membuat Pro-1 yakin Gatot-Muhaimin bisa menjalanlan program tersebut, Arisman menyebut Gatot dan Muhaimin bisa menyerap aspirasi masyarakat.

"Gatot adalah seorang sosok yang bisa akomodir aspirasi kami. Kami yakin," kata Arisman.

Meski begitu, Pro-1 belum pernah bertemu dengan Gatot maupun Muhaimin membahas program itu. Bahkan mereka juga belum berkomunikasi soal deklarasi tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/14/16311551/dianggap-wakili-aspirasi-milenial-gatot-nurmantyo-muhaimin-diminta-usung

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke