Salin Artikel

Jokowi Siap Berbincang dengan Kepala Daerah dari Pagi sampai Tengah Malam

Momen itu pun tidak disia-siakan. Para bupati dan wali kota mengacungkan tangan supaya diberikan kesempatan bertanya oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang berlaku sebagai moderator.

Pramono mengatakan, tiga penanya pertama akan dijawab langsung oleh Presiden Jokowi dan pertanyaan berikutnya akan dijawab oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.

Kesempatan pertama diberikan bagi pimpinan DPRD dari salah satu kabupaten di Papua. Ia mengeluhkan ada salah satu Peraturan Presiden soal pengadaan barang dan jasa yang dinilai tidak proterhadap perkembangan ekonomi daerah.

"Kami minta diberi kewenangan, bupati dan wali kota agar bisa menunjuk langsung, agar masyarakat kami tidak hanya jadi penonton saja," ujar pria tersebut.

Bupati Buol, Sulawesi Tengah Amirudin Rauf adalah penanya kedua. Ia bertanya, mengenai apakah dirinya berpotensi diperkarakan secara hukum jika membekukan peraturan yang dinilai menghambat investasi.

"Misalnya, ada peraturan ATR/BPN yang memperbolehkan pengusaha itu memiliki maksimal 20 hektare lahan perkebunan. Nah, apakah demi investasi peraturan ini bisa kami bekukan seperti yang dibilang Menko Ekonomi?" tanya Amirudin.

"Apa wewenang kami bisa membekukan itu? Atau apakah nanti tidak berimplikasi hukum bagi kami sendiri nantinya?" tanya dia lagi.

Penanya ketiga, yakni Bupati Dumai Zulkifli A.S. Ia menanyakan, bagaimana kelanjutan regulasi yang mengatur tentang tata ruang wilayah.

Sebab, ada peraturan pemerintah yang menyebutkan, Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) baru dapat dikeluarkan jika sudah ada rencana tata ruang wilayah.

"Khusus di Dumai, rencana tata ruang wilayah sampai saat ini belum disahkan. Sudah lima tahun mati terhitung 2012," ujar Zulkifli.

Alhasil, banyak investor yang kabur ke luar negeri. Zulkifli mengkalkulasi, pemerintahannya kehilangan sekitar Rp 30 triliun nilai investasi yang seharusnya masuk.

"Mereka lari ke Kamboja, Vietnam dan Thailand," ujar Zulkifli.

Pagi hingga malam

Presiden Jokowi mengatakan, pada dasarnya, pertanyaan sekaligus keluhan kepala daerah itu merupakan bukti soal begitu banyaknya regulasi yang menghambat pembangunan.

"Saya enggak akan menjawab ini semua karena memang kembali lagi, ini ada aturannya. Ini memang terlalu banyak regulasi, sehingga kita bingung sendiri," ujar Jokowi.

Namun, khusus untuk yang berkaitan dengan peraturan presiden dan peraturan menteri, Jokowi berjanji akan segera mengkajinya.

Jokowi yakin banyak kepala daerah yang ingin berkonsultasi dengan pemerintah pusat agar pertumbuhan ekonomi di daerahnya meningkat pesat.

Oleh sebab itu, Jokowi akan menyediakan waktu untuk menggelar pertemuan akbar dengan seluruh gubernur, bupati dan wali kota se-Indonesia untuk membicarakan persoalan tersebut.

"Nanti April kita adakan pertemuan deh. Per wilayah saja biar detail. Yang barat di mana, yang tengah ketemunya di mana, yang timur di mana. Biar saya saja yang datang ke daerah. Kita bicara dari pagi sampai tengah malam, siap kan? Persoalan kita kumpulkan biar gamblang dan jelas," ujar Jokowi.

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/28/14535071/jokowi-siap-berbincang-dengan-kepala-daerah-dari-pagi-sampai-tengah-malam

Terkini Lainnya

Bantah Minta Rp 200 Juta untuk Renovasi Kamar, Anak SYL: Enggak Pernah Terima Angka Segitu Fantastis

Bantah Minta Rp 200 Juta untuk Renovasi Kamar, Anak SYL: Enggak Pernah Terima Angka Segitu Fantastis

Nasional
Akui Minta Rp 111 Juta untuk Aksesoris Mobil, Anak SYL: Saya Ditawari

Akui Minta Rp 111 Juta untuk Aksesoris Mobil, Anak SYL: Saya Ditawari

Nasional
Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama 'Saya Ganti Kalian' di Era SYL

Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama "Saya Ganti Kalian" di Era SYL

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Langsung Pengelolaan Blok Rokan Pekan Ini

Jokowi Bakal Tinjau Langsung Pengelolaan Blok Rokan Pekan Ini

Nasional
Soal Jampidsus Dikuntit Densus 88, Anggota Komisi III DPR: Tak Mungkin Perintah Institusi

Soal Jampidsus Dikuntit Densus 88, Anggota Komisi III DPR: Tak Mungkin Perintah Institusi

Nasional
SYL Disebut Pernah Perintahkan Kirimkan Bunga dan Kue Ulang Tahun untuk Pedangdut Nayunda Nabila

SYL Disebut Pernah Perintahkan Kirimkan Bunga dan Kue Ulang Tahun untuk Pedangdut Nayunda Nabila

Nasional
UKT Batal Naik, Stafsus Jokowi Dorong Dasar Hukumnya Segera Dicabut

UKT Batal Naik, Stafsus Jokowi Dorong Dasar Hukumnya Segera Dicabut

Nasional
Pemilu 2024, Menghasilkan Apa?

Pemilu 2024, Menghasilkan Apa?

Nasional
20 Tahun Perkara yang Ditangani KPK Terancam Tidak Sah gara-gara Putusan Gazalba Saleh

20 Tahun Perkara yang Ditangani KPK Terancam Tidak Sah gara-gara Putusan Gazalba Saleh

Nasional
Ditawari oleh Anak SYL, Wambendum Nasdem Akui Terima Honor Rp 31 Juta Saat Jadi Stafsus Mentan

Ditawari oleh Anak SYL, Wambendum Nasdem Akui Terima Honor Rp 31 Juta Saat Jadi Stafsus Mentan

Nasional
Di Sidang SYL, Partai Nasdem Disebut Bagikan 6.800 Paket Sembako Pakai Uang Kementan

Di Sidang SYL, Partai Nasdem Disebut Bagikan 6.800 Paket Sembako Pakai Uang Kementan

Nasional
Narkopolitik, Upaya Caleg PKS Lolos Jadi Anggota Dewan di Aceh Tamiang

Narkopolitik, Upaya Caleg PKS Lolos Jadi Anggota Dewan di Aceh Tamiang

Nasional
Cucu SYL Bantah Pakai Uang Kementan untuk Biayai Perawatan Kecantikan, tapi...

Cucu SYL Bantah Pakai Uang Kementan untuk Biayai Perawatan Kecantikan, tapi...

Nasional
Ahmad Sahroni Disebut Kembalikan Uang Kementan Rp 820 Juta untuk NasDem Usai Diminta KPK

Ahmad Sahroni Disebut Kembalikan Uang Kementan Rp 820 Juta untuk NasDem Usai Diminta KPK

Nasional
Anak SYL Akui Terbiasa Terima Fasilitas Tiket Pesawat dari Kementan, Hakim: Tahu Tidak Itu Kebiasaan Buruk?

Anak SYL Akui Terbiasa Terima Fasilitas Tiket Pesawat dari Kementan, Hakim: Tahu Tidak Itu Kebiasaan Buruk?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke