Menurut Kalla, dampak perang dagang AS dan China bisa dirasakan karena keduanya adalah negara dengan ekonomi terbesar pertama dan kedua di dunia.
"Ini kalau terjadi memang punya impact yang luas ini bisa berimplikasi yang luas," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (28/3/2018).
"Kalau terjadi biasanya saling membalas namanya perang dan itu berbahaya kepada pedagang di dunia ya pasti ada pengaruhnya," sambung dia.
Menurutnya, perang dagang AS dan China bisa berpengaruh kepada harga komoditas ekspor Indonesia. Misalnya, harga biji besi Indonesia yang diekspor ke China.
Seperti diketahui, AS dan China adalah mitra dagang utama RI. Komponen ekspor nonmigas yang diekspor diantaranya bahan mineral dan crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah.
Wapres berharap banyak kepada organisasi perdagangan internasional atau World Trade Organization (WTO) untuk mencegah perang dagang di dunia.
Sebelumnya, seperti dikutip dari Kontan, Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menilai pemberlakuan tarif impor oleh AS dan China diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Sementara itu analis PT Monex Investindo Futures Faisyal cenderung melihat ancaman perang dagang tidak berpengaruh besar bagi pergerakan harga CPO.
Menurut dia, persoalan tarif impor itu jauh lebih berpengaruh terhadap baja, aluminium dan produk hasil kekayaan intelektual.
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/27/19383031/wapres-perang-dagang-as-china-bisa-berimplikasi-ke-indonesia