Akibat situasi itu, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu melemparkan peluru ke segala arah, termasuk ke arah dua politisi PDI-P, yaitu Puan Maharani dan Pramono Anung.
"Saat bersamaan kami sangat memahami perasaan suasana kebatinan Bapak Setya Novanto," ujarnya di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (26/3/2018).
Hasto menuturkan, situasi yang menerpa Setya Novanto bukanlah situasi yang mudah dihadapi. Apalagi, sebelumnya Novanto menjabat sebagai Ketua DPR dan Ketua Golkar, tetapi kini jadi terdakwa kasus korupsi.
Hasto mengganggap pernyataan Novanto yang menyebut Puan Maharani dan Pramono Anung menerima 500.000 dollar AS uang proyek KTP elektronik merupakan pernyataan yang tidak benar.
"Pernyataan dari Pak Made Oka (tersangka lain e-KTP) itu sudah membantah secara langsung apa yang disampaikan Bapak Setnov, apalagi beliau hanya mendengar," kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku kenal dengan pengusaha Made Oka Masagung, salah satu tersangka dalam perkara korupsi proyek e-KTP.
Namun, Pramono membantah terlibat kongkalikong dengan Made Oka demi memuluskan proyek e-KTP.
Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani juga membantah pernyataan Setya Novanto. Ia menuturkan tudingan Novanto sama sekali tidak benar.
Meski begitu, Puan mengakui bahwa ia mengenal Made Oka. "Saya kenal dengan Made Oka karena kebetulan beliau itu teman keluarga Bung Karno," ujarnya di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (23/3/2018).
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/26/19545181/puan-dan-pramono-disebut-terima-uang-e-ktp-pdi-p-maklumi-suasana-kebatinan