Salin Artikel

Peluang Jokowi Dipasangkan dengan Yusril, Ini Kata PDI-P

Hal itu disampaikan Hendrawan menanggapi pernyataan Sekjen PBB Afriansyah Fery Noer yang menyatakan ketua umumnya bisa diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres) Jokowi.

"Politik itu kan serba mungkin. Politik itu seni serba bisa. Ilmu serba mungkin. Jadi tidak boleh deterministik. Kalau iya, kita sudah menafikan esensi politik," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/3/2018).

Ia menambahkan yang terpenting cawapres pendamping Jokowi harus bisa mendongkrak elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Ia juga mengatakan syarat kedua ialah memiliki kapabilitas kinerja yang tinggi sehingga mampu mengimbangi Jokowi.

Selain itu, Hendrawan menuturkan cawapres Jokowi juga harus memiliki rekam jejak intelektual yang baik. Ia pun mengatakan Yusril sebelumnya memiliki komunikasi yang baik dengan PDI-P.

Sebelum Pilkada 2017, Yusril sempat berkunjung memberi ceramah di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta.

Saat ditanya apakah PDI-P dan Yusril sempat membahas pencapresan, Hendrawan mengatakan hal itu terlalu dini.

"Aduh, masih prematur. Banyak lagi yang memenuhi. Jadi tugas wartawan dan kami membuat long list. Daftar panjang. Nanti dari long list dibuat short list. Dari short list nanti kita pilih siapa yang paling feasible," lanjut dia.

Sebelumnya Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Ferry Noer menyatakan ketua umumnya Yusril Ihza Mahendra bisa menjadi pendamping Presiden Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Hal itu disampaikan Afriansyah seusai putusan sidang adjudikasi yany diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Mungkin bisa saja kita sodorkan beliau jadi wakil, bisa saja jadi wakilnya Pak Jokowi, tidak tertutup kemungkinan," kata Afriansyah di Gedung Bawaslu, Jakarta, Minggu (4/3/2018).

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/05/16491111/peluang-jokowi-dipasangkan-dengan-yusril-ini-kata-pdi-p

Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke