Partai yang didirikan sejumlah aktivis reformasi itu dideklarasikan pada Agustus 1998.
PAN berawal dari sekumpulan aktivis reformasi yang tergabung dalam Majelis Amanat Rakyat (Mara), salah satu organ gerakan reformasi yang turut menumbangkan Presiden Soeharto dari tampuk kepemimpinan selama 32 tahun.
Setelah Soeharto lengser, sejumlah aktivis dari Mara di antaranya Amien Rais, Faisal Basri, dan Albert Hasibuan melanjutkan perjuangan politiknya ke ranah praktis dengan mendirikan PAN.
Awalnya, partai yang diketuai Amien Rais itu bernama Partai Amanat Bangsa. Namun, saat deklarasi resmi pada 23 Agustus 1998, berganti nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN).
Kiprah PAN di panggung politik Indonesia masih berlanjut hingga kini. Diawali dengan kontestasi Pemilu 1999, PAN akan kembali bertarung dengan 13 parpol lainnya pada Pemilu 2019 dengan nomor urut 12.
Jejak di pemilu
1999
PAN pertama kali ikut pemilu pada 1999. Saat itu, PAN meraih 7,4 persen suara dan berhak memperoleh 34 kursi di DPR.
Meski hanya memperoleh 34 kursi DPR, PAN mampu menjadi motor utama dalam koalisi partai-partai Islam yang dikenal dengan istilah poros tengah.
Poros tengah yang saat itu terdiri dari partai-partai Islam seperti PKB, PAN, PBB, PPP, dan Partai Keadilan (sekarang PKS) mengusung Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai calon presiden.
Gus Dur harus berhadapan dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan calon dari Golkar Bacharuddin Jusuf Habibie.
Melalui lobi politik, poros tengah yang dimotori Amien Rais akhirnya berhasil membujuk Golkar untuk mendukung Gus Dur yang akhirnya mampu mengalahkan Megawati.
Amien Rais pun menduduki posisi sebagai Ketua MPR.
2004
Pada Pemilu 2004, PAN meraih 6,4 persen dan mendapatkan 53 kursi DPR.
Sementara itu, pada Pemilihan Presiden 2004, PAN yang mengusung Amien Rais sebagai calon presiden berpasangan dengan Siswono Yudo Husodo sebagai calon wakil presiden.
Pasangan ini hanya sampai pada putaran pertama dengan raihan 14,66 persen suara.
2009 & 2014
Pada Pemilu 2009, PAN meraih 6 persen suara dan mendapatkan 43 kursi DPR, dan meningkat pada Pemilu 2014 PAN dengan 7,6 persen suara dan mendapatkan 48 kursi DPR.
Pada Pemilihan Presiden 2014, PAN mengusung ketua umumnya, Hatta Rajasa, sebagai cawapres berpasangan dengan Ketua Dewan Pembina (sekarang ketua umum) Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Pasangan Prabowo-Hatta kalah dari Joko Widodo-Jusuf Kalla.
2019
Pada Pemilu 2019, PAN menargetkan perolehan suara dua digit.
Dalam pidato singkat saat pengundian nomor urut peserta Pemilu 2019, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengajak seluruh partai dan pemilih untuk tidak melupakan persatuan dan kesatuan bangsa selama Pemilu 2019 berlangsung.
"Warna boleh beda. Partai boleh beda, tapi merah putih kita sama," ujar Zulkifli.
https://nasional.kompas.com/read/2018/02/23/05263311/pan-amien-rais-dan-kiprahnya-sejak-era-reformasi