Sekretaris NCB-Interpol Indonesia Brigjen Pol Napoleon Bonaparte mengatakan, hubungan Alum dengan ayahnya sangat dekat.
Bahkan, Alum tidak pernah protes dibawa ke luar Argentina dan sempat tinggal di beberapa negara sebelum akhirnya ke Indonesia.
"Pada saat bapaknya menjemput di sekolah, membujuk dia pergi dan langsung ikut. Ternyata langsung dibawa keluar meninggalkan Argentina," ujar Napoleon di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Napoleon mengatakan, karena proses hukum di Argentina, maka Jorge dan teman wanitanya, Candela Gutierezz harus dipisahkan dengan Alum.
Jorge dan Candela juga harus menjalani proses di Imigrasi karena masuk Indonesia secara ilegal.
Namun, saat akan dipisahkan, terjadi drama yang cukup panjang antara Alum dan Candela.
"Mereka bahkan butuh waktu lebih dari tiga jam untuk berpisah. Anaknya nangis, bapaknya nangis, kami juga sedih," kata Napoleon.
Kemudian, Alum dibujuk oleh Unit Pelayanan Perempuan dan anak (PPA) Polda Sulawesi Selatan agar kembali riang.
Alum akhirnya bisa dipisahkan dengan ayahnya dan dipertemukan dengan ibu kandungnya, Elizabeth.
Napoleon mengatakan, selama melarikan diri dari Argentina, Alum tidak bersekolah. Selama itu, Jorge yang berperan sebagai guru.
"Bapaknya yang memberikan pelajaran sendiri. Si anaknya ini jago sekali bahasa Inggris-nya, dan ilmunya bagus," kata Napoleon.
Dari pengakuan Alum, ia merasa lebih nyaman bersama ayahnya. Namun, hukum di Argentina melarang seorang anak dijauhkan dari pemegang hak asuhnya. Bahkan, oleh orangtuanya sendiri.
Menurut dia, hal itu merupakan pelanggaran hukum yang sensitif.
"Di sinilah beda hukum kita dan argentina. Pak dubes bilang, masalah seperti ini, mengambil anak walaupun mengambil anak kandung sendiri dari tangan ibunya yang berhak secara hukum adalah kriminal yang sensitif. Betul-betul ditindak," kata Napoleon.
https://nasional.kompas.com/read/2018/02/08/18452261/cerita-polisi-soal-drama-perpisahan-bocah-argentina-dengan-ayahnya