Menurut dia, meski masih ada yang perlu diperbaiki, secara keseluruhan, kinerja Presiden Jokowi sangat positif. Hal itu terlihat dari berbagai pembangunan infrastruktur di beberapa daerah dan pengendalian harga kebutuhan pokok.
"Saya melihat pendapat Pak Fadli Zon tidak mempunyai dasar argumentasi obyektif. Subyektivitas Pak Fadli sebagai bagian dari partai di luar pemerintahan lebih dominan ketimbang secara obyektif menilai kinerja pemerintahan Jokowi tiga tahun terakhir ini," kata Andreas melalui pesan singkat, Rabu (31/1/2018).
Ia menambahkan, rakyat Indonesia sudah merasakan hasil pembangunan yang dibuktikan dengan hasil survei elektabilitas Jokowi. Di beberapa lembaga survei, elektabilitas Jokowi melampaui kandidat capres lain dan di atas 40 persen.
"Sehingga 'lawan' terberat yang kemungkinan dihadapi Jokowi ke depan opini negatif yang cenderung imajinatif serta kampanye hitam untuk men-down grade tingkat kesukaan dan tingkat keterpilihannya pada Pilpres 2019 yang akan datang," lanjutnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan, dalam waktu dekat partainya akan mendeklarasikan pencapresan ketua umumnya, Prabowo Subianto, sebagai capres pada Pemilu 2019.
Menurut dia, Prabowo semakin siap menjadi calon presiden pada Pemilu 2019.
"Pak Prabowo semakin lama semakin siap, ya, untuk menjadi calon presiden. Harapan masyarakat demikian keinginan cukup satu periodelah," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Ia menilai, di era kepresidenan Jokowi, kesejahteraan masyarajat justru menurun dan kehidupan semakin sulit. Ia juga menilai, pemerintah gagal dalam menjalankan program di bidang pangan, salah satunya swasembada pangan.
Demikian pula dengan kesejahteraan nelayan yang menurut Fadli masih terbengkalai di era pemerintahan Jokowi.
"Cukup satu periodelah, sudah capek. Makin susah, jadi saya apa yang dilakukan di satu periode ini saja banyak menimbulkan kesulitan di berbagai sektor," lanjut Fadli.
https://nasional.kompas.com/read/2018/01/31/09061601/politisi-pdi-p-lawan-terberat-jokowi-ke-depan-opini-negatif-yang-imajinatif