Salin Artikel

Lafran Pane, Penyedia Wadah Besar Mahasiswa Islam

Namun, nama Lafran justru mengisi banyak berita di media beberapa waktu terakhir ini.

Hal itu menyusul keputusan Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan kepada Lafran Pane.

Siapa sebenarnya Lafran Pane?

Adik dari Sanusi dan Armijn Pane itu lahir di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 5 Februari 1922. Keluarga ini lama tinggal di Yogyakarta.

Ayahnya, Sutan Pengurabaan Pane adalah jurnalis, sastrawan, dan pendiri Muhamadiyah di Sipirok.

Baca: Mahfud MD: Jokowi akan Anugerahi Lafran Pane Menjadi Pahlawan Nasional

Lafran adalah pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 15 Februari 1947. Tujuannya, untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia pasca kemerdekaan sekaligus mengembangkan ajaran Islam.

Lafran ingin HMI mengambil posisi tidak terlibat dalam berbagai polarisasi ideologi yang berkembang pasca-kemerdekaan atau independen dari berbagai kepentingan.

Kelompok yang dimaksud adalah kelompok yang menginginkan Indonesia menjadi negara Islam, negara sosialis, serta kelompok menginginkan Indonesia menjadi negara komunis.

"Lafran Pane hingga akhir hayatnya adalah dosen, tidak pernah jadi anggota partai politik manapun," kata penulis buku 'Lafran Pane; Jejak Hayat dan Pemikirannya', Hariqo Wibawa Satria, Jumat (10/11/2017).

Kehadiran HMI pasca-kemerdekaan menjadi wadah baru mahasiswa Islam untuk memupuk rasa kebangsaan sekaligus mempelajari agama Islam itu sendiri.

Lafran tidak pernah menilai nasionalisme dan Islam adalah dua hal yang saling berbenturan.

Keduanya justru dianggap dapat bergandengan untuk mengangkat harkat dan derajat seluruh rakyat Indonesia saat itu.

Menurut Hariqo, HMI menjadi rumah besar bagi seluruh mahasiswa Islam tanpa melihat apakah itu NU atau Muhamadiyah pada 1947-1960.

Ketika itu, diperkirakan lebih dari sepertiga dari total seluruh mahasiswa Indonesia adalah anggota HMI.

"Lafran Pane telah menunjukkan bahwa antara Keislaman dan Keindonesiaan tidaklah bertentangan. Itu yang ditanamkan Lafran," kata dia.

Lafran wafat pada 24 Januari 1991. Sepanjang hidupnya, ia aktif membagikan ilmunya lewat mengajar dengan menjadi dosen di bebarapa kampus di Yogyakarta.

https://nasional.kompas.com/read/2017/11/10/13412001/lafran-pane-penyedia-wadah-besar-mahasiswa-islam

Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke