Salin Artikel

Survei CSIS: Milenial Pengguna Medsos Lebih Pilih Prabowo daripada Jokowi

Survei dilakukan sedikitnya terhadap empat media sosial terpopuler, yakni Facebook, Twitter, Path, dan Instagram. Dari ketiga media sosial tersebut, Prabowo lebih unggul.

"Kami melihat di akun seperti Twitter, Path, dan Instagram justru lebih banyak akun yang preferensi politiknya ke Prabowo," kata peneliti CSIS, Arya Fernandes, saat dikonfirmasi, Sabtu (4/11/2017).

Dari total 81,7 persen generasi milenial yang memiliki Facebook, 30,6 persen memilih Jokowi ketimbang Prabowo. Prabowo hanya dipilih 28,6 persen.

Sementara dari total 23,7 persen generasi milenial yang memiliki akun Twitter, 24,6 persen di antaranya memilih Prabowo, sedangkan Jokowi hanya 22,5 persen.

Berbeda lagi dengan media sosial Path. Sebanyak 25,8 persen generasi milenial pengguna Path memilih Prabowo. Hanya 21,6 persen yang memilih Jokowi.

Adapun dari 54,7 persen generasi milenial pengguna Instagram, 29,6 persen memilih Prabowo, sedangkan 26,5 persen memilih Jokowi.

Hal ini menjadi tanda tanya mengingat Jokowi cukup aktif di media sosial, seperti Twitter atau video blog (vlog).

Arya menambahkan, hal ini bisa dibaca dua hal. Pertama, Jokowi menyadari kelemahan tersebut sehingga perlu digenjot. Kedua, sosialisasi Jokowi di media sosial memang tidak efektif bagi pemilih Jokowi.

Namun, Jokowi masih unggul di sisi elektabilitas ketimbang Prabowo. Meski begitu, ektabilitas Jokowi di mata milenial dan non-milenial timpang, yakni 33 persen (milenial) dan 54,2 persen (non-milenial).

Sementara pemilih milenial dan non-milenial Prabowo relatif seimbang, yakni 25 persen (milenial) dan 24,5 (non-milenial).

"Non-milenialnya dominan sekali, tetapi (pemilih) milenialnya kecil. Jadi, ini juga PR bagi Jokowi bagaimana meningkatkan dukungan di kalangan milenial," kata Arya.

Meski dari sisi distribusi suara masih tersebar kepada figur Jokowi dan Prabowo, Arya mengatakan, generasi milenial cenderung membuka ruang munculnya tokoh baru.

Dari hasil survei elektabilitas, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menempati posisi ketiga setelah Jokowi dan Prabowo dengan 5,8 persen, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di posisi keempat dengan 4,8 persen, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di posisi kelima dengan 4,7 persen, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di posisi berikutnya dengan 4,2 persen.

"Mereka juga sedang proses di internal generasi milenial ini untuk menyeleksi siapa tokoh-tokoh baru yang diharapkan bisa memberi harapan bagi mereka," katanya.

Survei nasional CSIS dilakukan pada periode 23 hingga 30 Agustus 2017 terhadap 600 sampel. Adapun responden yang dikategorikan generasi milenial adalah responden dengan rentang usia 17 sampai 29 tahun.

Responden dipilih secara acak (multistage random sampling) dan proporsional dari 34 provinsi di Indonesia.

Margin of error dari survei ini 4 persen untuk milenial dan 3,38 persen untuk non-milenial. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Quality control penelitian menggunakan 20 persen sampel melalui spot-check dan 50 persen diverifikasi via telepon. 

https://nasional.kompas.com/read/2017/11/04/07554491/survei-csis-milenial-pengguna-medsos-lebih-pilih-prabowo-daripada-jokowi

Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke