Salin Artikel

Tugas Besar Indonesia Mengelola Keberagaman

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Sunda Wiwitan, Dewi Kanti, dalam konferesi jurnalis agama di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tangerang, Rabu (18/10/2017).

Dalam sesi tersebut, turut hadir sejumlah pemuka agama.

Dewi menyayangkan pemberitaan media massa soal agamanya yang masih sebatas seremonial atau sebatas pernak-perniknya.

"Bagaimana bisa angle lain? Sebuah sisi masyarakat yang masih mempertahankan tradisi dengan segala risiko kehidupan," kata dia.

Menurut Dewi, masih banyak warga negara Indonesia penganut agama leluhur yang masih berjuang namun tersandung legalitas formal.

Baca: Tantangan Jurnalis Meliput Isu Agama di Indonesia

Ia menilai, negara masih ragu dalam mengeluarkan kebijakan yang sebenarnya sudah diamanatkan dalam konstitusi.

Dewi kemudian menyinggung pernyataan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang mengatakan bahwa ketika agama Sunda Wiwitan dicantumkan pada Kartu Tanda Penduduk (KTP), maka dianggap melanggar undang-undang.

Padahal, menurut dia, seorang menteri seharusnya melindungi semua warga negara dan menjamin keadilan bagi setiap masyarakat.

"Persoalan kami tidak sederhana," ujar Dewi.

Sementara itu, Romo Johannes Hariyanto SJ dari Indonesian Conference on Religion and Peace, menilai, seringkali jurnalis yang meliput isu agama tak memahami tentang objek yang diliputnya. Misalnya, isu terkait agama Katolik.

Pemberitaan yang dihasilkan kerap kali salah konteks. Hal itu berdampak buruk terhadap orang-orang Katolik yang menelan begitu saja informasi yang didapatkan.

"Masalahnya soal wartawan. Yaitu pemahaman mengenai apa yang menjadi pokok berita. Terutama kalau terkait dengan agama," kata Romo Hariyanto.

Sedangkan Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budian mengatakan, jrnalis seharusnya mampu memberikan pencerahan terhadap masyarakat.

Kelompok yang termarjinalkan seringkali distigmakan sebagai kelompok sesat atau meresahkan.

Hal ini membuat mereka sulit untuk memberi penjelasan lebih lanjut. Apalagi, kondisi masyarakat yang belum bisa menerima perbedaan.

"Saat media menstigmakan sesat, kami sulit memberikan pemahaman pada publik," kata Yendra.

https://nasional.kompas.com/read/2017/10/19/08180121/tugas-besar-indonesia-mengelola-keberagaman

Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke