Salin Artikel

Menangis, Korban First Travel Minta Bantuan DPR agar Tetap Berangkat

Di dalam ruangan, Diah menceritakan kronologi saat dirinya mendaftarkan diri sebagai calon jemaah umrah First Travel, hingga menjadi korban lantaran hingga hari ini tak kunjung berangkat.

"Saya datang ke GKM Green Tower Simatupang, Maret. Dibilang kalau mau diberangkatkan cepat bayar Rp 3,03 juta. Namanya saya belum pernah umrah, saya ingin sekali," kata Diah.

Sebelumnya, Diah sudah melunasi biaya sebesar Rp 14,3 juta. Kemudian, dia mendapatkan jadwal keberangkatan pada 20 Mei 2017. Namun, lagi-lagi sekitar 10 hari sebelum keberangkatan, Diah dimintai uang sebesar Rp 2,4 juta.

"Saya tanya waktu itu kenapa harus bayar lagi? Waktu itu saya lemas sekali, kok rasanya dipermainkan sekali," kata Diah yang berdomisili di Bogor ini.

Setelah melakukan pembayaran, Diah dijadwalkan berangkat pada 11 Ramadhan beberapa waktu lalu.

Beberapa kali Diah mendatangi kantor First Travel di GKM Green Tower Simatupang. Namun, beberapa hari sebelum keberangkatan, dia mendapat kabar lagi bahwa harus membayar Rp 1,2 juta.

"Saya tanya kapan saya diberangkatkan, katanya tanggal 20 Juni. Saya minta ada materainya karena saya enggak mau dibohongi lagi," ucap Diah.

Akan tetapi, jawaban yang diterima Diah usai pembayaran sungguh di luar dugaan. Pihak First Travel menjanjikan akan memberangkatkan usai Lebaran.

"Saya enggak tahu mau nangis atau apa. Kemarin saya masih bisa tidak menangis. Enggak bisa lagi hari ini," kata Diah sambil menangis.

Diah mengatakan, dirinya sudah mendatangi Kantor Kementerian Agama (Kemenag). Saat menanyakan alasan izin PPIU First Travel dicabut, Kemenag hanya mengatakan alasannya karena tidak mau mediasi dengan calon jemaah.

Setelah bos First Travel ditangkap, Diah mengatakan dirinya ke Crisis Center Bareskrim Polri. Namun, kata dia, pihak kepolisian juga belum bisa memberikan kepastian nasib korban First Travel lantaran masih dalam proses penyidikan.

"Kami mohon DPR bisa mengetuk pintu hati Kemenag. Enggak tahu caranya bagaimana. Mudah-mudahan bisa diberi petunjuk supaya kami bisa berangkat ke Mekkah," ucap Diah.

Ditemui usai audiensi, kepada Kompas.com Diah mengaku sebelumnya tidak pernah terlintas ada pikiran negatif terhadap First Travel. Bahkan, biaya-biaya tambahan dan dadakan yang dimintakan selalu bisa ia penuhi.

Meskipun beberapa kali biaya tersebut harus ditalangi terlebih dahulu oleh suami.

"Anehnya kok, selalu ketika mereka minta duit, saya ada aja. Mungkin karena niat kuat dalam hati mau ibadah ya, karena saya kan belum pernah (umrah)," kata dia.

Diah juga mengatakan, uang umrahnya itu hasil menabung sedikit demi sedikit. Total uang yang sudah disetor ke First Travel mencapai Rp 20,93 juta.

Diah pun ingat, saat ada kejadian sejumlah calon jemaah umrah ditelantarkan di Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu, ia masih percaya kepada First Travel.

"Tapi sekarang saya sadar. Makanya saya nangis tadi itu di sini," kata Diah.

https://nasional.kompas.com/read/2017/08/18/19054361/menangis-korban-first-travel-minta-bantuan-dpr-agar-tetap-berangkat

Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke