Salin Artikel

Ketua Pansus Pemilu Sebut UU Lama Tak Relevan untuk Pemilu 2019

"Tidak memungkinkan lagi kembali ke undang-undang lama. Termasuk substansi ke undang-undang lama sudah tak relevan," ujar Lukman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/7/2017).

Undang-Undang Pemilu nantinya merupakan penyatuan tiga undang-undang, yakni Penyelenggara Pemilu, Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif.

Jika menggunakan undang-undang lama, kata dia, maka tahapan-tahapan pemilu yang ada berbeda pada setiap undang-undang. Tak relevan jika digunakan pada Pemilu 2019 di mana Pilpres dan Pileg dilaksanakan serentak.

(Baca: RUU Pemilu Alot di DPR, Istana Minta Parpol Berpikir Jangka Panjang)

"Kalau mau kembali ke undang-undang lama pasal demi pasal diganti, itu hanya bisa melalui perppu," tutur Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Namun, Lukman meminta pemerintah tak pesimistis melihat RUU Pemilu. Sebab, pada penyampaian pandangan mini fraksi, Kamis (13/7/2017) mayoritas fraksi pendukung pemerintah memilih opsi paket A.

Adapun total paket yang akan di-voting adalah lima paket. Dalam paket A terdapat opsi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20-25 persen, sama seperti kehendak pemerintah.

Lima partai yang mendukung, yakni PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, PPP, dan Hanura. Lukman menuturkan, partainya PKB memilih opsi presidential threshold 10-15 persen. Namun, tak menutup kemungkinan bisa bergeser ke 20-25 persen atau mendukung opsi A.

(Baca: Peta Dukungan Parpol terhadap RUU Pemilu)

"Bagi kami enggak terlalu masalah mau di 0, 10, 20 persen," ucap Wakil Ketua Komisi II DPR itu.

"Saya kira (pemerintah) enggak perlu pesimis, lah," tuturnya.

Panitia Khusus telah selesai membahas Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilu. Pembahasan menyisakan lima isu krusial yang akan diputuskan pada Rapat Paripurna pada 20 Juli 2017. Keputusan bisa diambil dengan cara musyawarah mufakat atau voting.

Saat ini, Pansus telah menyiapkan lima paket opsi untuk dipilih agar segera bisa diputuskan pada Rapat Paripurna.

Kelima isu krusial tersebut, yakni ambang batas pencalonan presiden, ambang batas parlemen, sistem pemilu, sebaran kursi perdaerah pemilihan, dan metode konversi suara.

https://nasional.kompas.com/read/2017/07/14/18530681/ketua-pansus-pemilu-sebut-uu-lama-tak-relevan-untuk-pemilu-2019

Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke