Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Muhammadiyah Minta PAN dan Fraksi Penolak Hak Angket KPK Konsisten

Kompas.com - 08/06/2017, 13:58 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah berharap, fraksi-fraksi yang sejak awal menolak hak angket KPK tetap konsisten dengan tak mengirimkan kadernya di Pansus Angket KPK.

Hingga Rabu (7/6/2017) kemarin, baru 5 dari 10 fraksi di DPR yang mengirimkan nama-nama perwakilannya yang ditempatkan di Pansus.

"Kami berharap semua partai yang sebelumnya menolak Hak Angket KPK, bukan hanya PAN, bisa tetap konsisten menolak hak angket tersebut," ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat dihubungi, Kamis (8/9/2017).

Menurut dia, konsistensi sikap fraksi yang menolak penting untuk mengantisipasi upaya pelemahan KPK dalam mengusut kasus besar, seperti kasus korupsi E-KTP.

Pengusulan hak angket ini dimulai dari protes yang dilayangkan sejumlah anggota Komisi III kepada KPK terkait persidangan kasus dugaan korupsi proyek e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Alasannya, dalam persidangan disebutkan bahwa politisi Partai Hanura Miryam S Haryani mendapat tekanan dari sejumlah anggota Komisi III.a:

Baca: Manuver Amien Rais dan Maju Mundurnya Sikap PAN soal Hak Angket

Kemudian, Komisi III mendesak KPK membuka rekaman pemeriksaan terhadap Miryam untuk membuktikan pernyataan tersebut.

Menurut Dahnil, jika diruntut bergulirnya isu hak angket KPK, terlihat ada upaya intervensi atau perlawanan politik untuk melindungi pelaku korupsi.

Oleh karena itu, jangan sampai hak angket dijadikan sebagai upaya perlawanan politik untuk melemahkan KPK sekaligus menutupi dan menghalangi pengusutan kasus mega Korupsi E-KTP yang melibatkan banyak pihak.

"Korupsi E-KTP ini adalah bukti bahwa hak publik dirampas secara berjamaah dan besar-besaran oleh elit politik," kata Dahnil.

Baca: Konflik Kepentingan di Pansus Hak Angket KPK

Ketika disinggung soal perubahan sikap PAN yang menyatakan akan mengirim utusan ke Pansus setelah nama Amien Rais disebut oleh jaksa dalam sidang korupsi alat kesehatan, Dahnil, enggan menanggapinya. 

"Kalau itu, tanya Ke PAN. Tentu, kami berharap semua partai yang sudah menolak hak angket konsisten menolak," kata Dahnil.

Menurut dia, jika DPR ingin mengoreksi kinerja KPK, seharusnya dilakukan dengan cara lain yang juga konstitusional.

"Jadi, imbauan saya, partai-partai yang sebelumnya memang menolak angket seperti Gerindra, PAN, PKS tetap konsisten menolak, Karena publik tentu menilai," ujar Dahnil.

Kompas TV Juru bicara KPK, Febridiansyah, menyayangkan adanya perubahan sikap partai politik yang mendukung hak angket KPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com