BANDUNG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo rupanya pernah punya pengalaman pahit soal sulitnya mengurus sertifikat.
Dalam sambutan di acara penyaluran sertifikat kepada 1.998 warga Jawa Barat di Graha Batununggal, Bandung pada Rabu (12/4/2017), Jokowi menceritakan pengalamannya tersebut.
"Saya ingat pada saat saya berumur 34 tahun, alhamdullilah saat itu saya bisa beli tanah 200 meter persegi," ujar Jokowi membuka cerita.
Setelah lunas, Jokowi kemudian kesulitan membuat sertifikat untuk lahannya tersebut.
"Karena masalahnya biaya. Saya mungkin nunggu sekitar tiga tahun, baru saya bisa membayar biaya. Senang sekali saya saat itu," ujar Jokowi.
Tidak mau pengalaman pahitnya itu terulang di masa sekarang ini, Jokowi menginstruksikan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional untuk mempermudah pembuatan sertifikat.
Kini, Jokowi mengapresiasi kerja menterinya lantaran untuk urusan sertifikat, masyarakat dapat membuatnya dengan biaya murah dan cepat.
Selain sebagai legalitas kepemilikan lahan, sertifikat juga bisa digunakan sebagai penjamin pinjaman di bank.
Jokowi mengingatkan kepada para penerima sertifikat yang ingin menjadikan sertifikat lahannya sebagai penjamin pinjaman bank supaya didasarkan pada perencanaan yang matang.
"Hati-hati, kalau perhitungannya tidak masuk, jangan dipaksakan. Kalau mau minjam ke bank, hitung yang benar. Jangan sampai nanti enggak bisa nyicil," ujar Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan agar pinjaman tersebut digunakan untuk barang produktif, bukan untuk barang yang bersifat nilai tetap, bahkan berkurang.
"Dipakai untuk beli yang produktif. Jangan mobil atau motor ya. Yang produktif itu misalnya truk, pick up, transportasi barang. Itu bisa menghasilkan. Saya titip itu ya," ujar Jokowi.
Jumlah penerima sertifikat pada Rabu sore, yakni 1.998 orang. Mereka berasal dari 10 kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat.
Rinciannya sebagai berikut, 331 orang dari Kota Bandung, 450 orang dari Kabupaten Bandung Barat, 200 orang dari Kabupaten Bandung, 122 orang dari Kabupaten Cimahi, 110 dari Kabupaten Sumedang.
Kemudian, 280 orang dari Kabupaten Purwakarta, 125 orang dari Kabupaten Cianjur, 120 orang dari Kabupaten Sukabumi, 75 orang dari Kota Sukabumi dan 175 orang dari Kabupaten Garut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.