Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Survei Ahok-Djarot, Oesman Sapta Sebut "Jangan Dahului Tuhan"

Kompas.com - 07/03/2017, 19:35 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang tidak mempersoalkan hasil survei yang menunjukkan terus menurunnya elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).

Oesman malah menyebut, temuan survei tersebut mendahului kehendak Tuhan.

"Itu namanya mendahului Tuhan. Kita ini katanya umat beragama kan? Kalau umat beragama, ya jangan sekali-kali Anda mendahului Tuhan," ujar Oesman saat konferensi pers di Lantai 18, City Tower, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2017).

"Kalau umat beragama mendahului Tuhan artinya dia tidak beragama," kata dia.

Meski demikian, Oesman menambahkan, manusia boleh-boleh saja memprediksi. Asalkan, prediksi itu dilandasi sesuatu yang bersifat logis.

Oesman juga mengatakan bahwa kalah atau menang dalam sebuah pertandingan merupakan hal yang biasa. Namun yang penting, meraih kemenangan haruslah dilakukan dengan cara yang benar.

Oesman pun yakin rakyat di DKI Jakarta sudah pintar dalam memilih.

"Sekarang kita harus bilang ke rakyat DKI, pilih orang yang betul-betul menguntungkan rakyat DKI Jakarta. Siapa yang sudah membuktikannya, itu rakyat DKI sudah bisa memilih," ujar Oesman.

Hasil survei terbaru Lembaga Media Survei Nasional (Median) terkait Pilkada DKI 2017 putaran kedua menyebutkan, elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebesar 39,7 persen dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 46,3 persen.

"Sedangkan 14 persen responden lainnya masih undecided atau menyatakan belum memutuskan," kata peneliti Median, Rico Marbun, saat rilis hasil survei bertajuk "Memahami Peta Kompetisi Putaran ke-2 Pilgub DKI" pada Senin (6/3/2017) siang.

(Baca: Survei Median: Ahok-Djarot 39,7 Persen, Anies-Sandi 46,3 Persen)

Rico menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat suara untuk Ahok-Djarot kini turun ketimbang survei Median sebelumnya. Salah satunya adalah suara pemilih Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang beralih lebih banyak dukung Anies-Sandiaga.

"Dari total responden, ada 13 persen yang pada putaran pertama mengaku pilih Agus-Sylvi. Saat kami tanyai lagi, siapa yang akan mereka pilih di putaran kedua, 35 persen atau satu per tiga dari 13 persen itu pilih Anies-Sandiaga, dilanjutkan 10 persen pilih Ahok-Djarot, sedangkan 55 persen selebihnya belum menentukan pilihan," kata Rico.

(Baca juga: Alasan Warga Pilih Anies-Sandi Berdasarkan Survei Median)

Sedangkan hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia Denny JA menyatakan, sebanyak 49,7 persen responden memilih Anies-Sandiaga pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

 

Sedangkan sebanyak 40,5 persen responden memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat, dan 9,8 persen tak menjawab.

(Baca: Survei LSI Denny JA: Anies-Sandi Kemungkinan Unggul pada Putaran Kedua)

Kompas TV Melalui rapat pleno yang di gelar Sabtu malam (5/3), Komisi Pemilihan Umum provinsi DKI Jakarta menetapkan, 2 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, berhak mengikuti putaran kedua pilkada DKI Jakarta. Apa saja hasil dari rapat pleno tersebut? Kita bahas bersama Komisioner KPU DKI Jakarta, Dahlia Umar dan pengamat komunikasi politik, Lely Arianie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com