Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangkan Ahok-Djarot, Partai Pendukung Konsolidasi dengan Relawan

Kompas.com - 06/03/2017, 17:39 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, relawan sangat penting untuk memenangkan pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saipul Hidayat dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Pemungutan suara putaran kedua akan dilangsungkan pada 19 April 2017 mendatang.

"Tim pemenangan dan tim relawan memang konsolidasi. Ini penting untuk menyatukan tekad," kata Hasto di DPP Nasdem, Jakarta, Senin (6/3/2017).

"Relawan Pak Basuki dan Pak Djarot kan banyak sekali sehingga dari komunikasi politik terus dijalankan," ujar dia.

Menurut Hasto, partai pendukung menyadari pentingnya keterlibatan relawan. Ia menilai bahwa relawan dapat mengisi ruang tertentu untuk menggalang suara bagi kemenangan di putaran kedua.

"Relawan mampu mengisi ruang kreatif, ruang penggalangan yang tidak dilakukan partai sehingga ada komplemen antara partai dan relawan," ucap Hasto.

Hasto menyebutkan, Partai Nasdem dan Hanura juga akan mengerahkan relawan. Hal itu disepakati dalam rapat tim pemenangan di DPP Nasdem dengan Ketua Umum Surya Paloh.

"Bahkan anggota DPD yang bergabung ke Hanura juga menjadi mesin penggerak yang sangat efektif. Demikian juga Partai Golkar, Nasdem, PPP. Kami menunjukkan adanya keseriusan dari untuk menggunakan seluruh kekuatan struktur partai," ujar Hasto.

Saat ditanya keterlibatan relawan "Teman Ahok" dalam putaran kedua, Hasto tidak menjawab tegas. (Baca: "Teman Ahok" Ingin Istirahat... )

Ia menuturkan, partai pendukung akan mengadakan rapat kerja untuk mendengar seluruh masukan dan menentukan strategi pemenangan.

Teman Ahok sebelumnya menyatakan mengambil istirahat setelah putaran pertama selesai pada Rabu (15/2/2017).

Hingga kini mereka belum memutuskan akan kembali bergabung dengan tim pemenangan setelah dua tahun mendukung Ahok.

Kompas TV Pasca pemungutan suara pilkada DKI Jakarta, tim advokasi dan hukum pasangan nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat menerima lebih dari 1.600 laporan, terkait permasalahan saat pencoblosan berlangsung. Kebanyakan pengaduan tentang tidak terdaftarnya mereka dalam daftar pemilih tetap pilkada DKI Jakarta. Sebagian juga mengeluh terkait minimnya sosialisasi tentang adanya daftar pemilih tambahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com