JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkiufli Hasan meminta penyebaran opini yang meresahkan di dunia maya dihentikan. Pasalnya, saat ini telah terjadi keresahan sosial politik akibat fenomena tersebut.
Semua pihak seharusnya menyikapi fenomena tersebut dengan tidak saling mengumbar provokasi dan tidak saling melontarkan propaganda kelompok masing-masing.
"Ini masalah kesadaran pribadi dan kelompok untuk tidak saling memperkeruh keadaan," ujar Zulkifli di Jakarta, Rabu (8/2/2017) sore.
Masyarakat melihat dengan vulgar kelompok tertentu menyerang opini kelompok lawan, saling mempertentangkan kebijakan lama dengan kebijakan baru, bahkan saling mengklaim kebenaran.
"Ini harus disadari dampaknya. Tidak hanya individu, tapi negara juga yang dirugikan," ujar Zulkifli yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Jika "perang" ini masih terus terjadi, yang diuntungkan adalah mereka yang berada dibalik itu semua atau yang disebutnya sebagai kalangan hoax. Zulkifli menyebut bahwa kalangan 'hoax' merupakan kelompok yang jalur aspirasinya tersumbat.
Pengerahan massa, menurut kelompok ini, sudah tidak efektif lagi dalam menyampaikan aspirasi.
"Akhirnya kalangan hoax ini menyalurkan kegelisahannya dengan cara menggalang opini di media sosial, saling sahut menyahut dan akhirnya menjadi blunder aspirasinya," ujar Zulkifli.
"Yang terjadi, saling lempar gosip tidak benar dengan menggunakan istilah 'kabarnya', 'isunya' dan apapun yang sumbernya tidak jelas," lanjut dia.
Mantan Menteri Kehutanan itu juga berpesan kepada masyarakat untuk berpikir panjang, yakni bagaimana menciptakan kondisi aman dan nyaman di Indonesia. Ia tidak mau negara menjadi kalut oleh hal-hal yang bukan substansial.
"Kekalutan semacam ini akan dijadikan bahan tertawaan yang membodohi. Bukan karena lucu," ujar Zulkifli.