Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-SBY Tercatat Sudah Lima Kali Bersinggungan Politik

Kompas.com - 06/02/2017, 17:08 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia, Arif Susanto, menilai, "persinggungan politik" antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo bukan kali ini saja terjadi.

Tercatat, sudah lima kali keduanya saling bersinggungan.

"Pertama, saat 'Tour de Java SBY' pada sekitar Maret 2016. SBY mengkritik pemerintah yang menghambur-hamburkan anggaran untuk infrastruktur," kata Arif saat diskusi bertajuk "Bila SBY Minta Bertemu Jokowi: Nunggu Lebaran, Kali!" di Jakarta, Senin (6/2/2017).

Kritik SBY, kata Arif, dibalas Jokowi secara simbolis. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas pergi ke Kompleks Hambalang di Bogor, Jawa Barat.

Jokowi datang untuk melihat langsung proyek mangkrak pada era kepresidenan SBY, yang kini kasusnya tengah diusut Komisi Pemberantasan Korupsi.

(Baca: Istana: Presiden Jokowi ke Hambalang Bukan untuk Balas SBY)

Persinggungan selanjutnya, menurut Arif, yakni keputusan Komisi Informasi Publik (KIP) yang meminta agar dokumen tim pencari fakta kasus pembunuhan aktivis HAM Munir dibuka.

Ketika itu, pemerintahan Jokowi mengaku tidak memiliki dokumen tersebut. SBY kemudian mengirim salinan dokumen TPF kasus Munir, tetapi Jokowi belum juga membuka isi dokumen.

(Baca: Polemik Dokumen Laporan TPF Munir, Ini Kata SBY)

"Ketiga adalah terkait aksi 4/11 termasuk kemudian memunculkan reaksi Ibu Ani yang menyatakan tidak ada DNA penyebab kebencian dan kerusuhan pada kekuasaan SBY,” ujarnya.

"Keempat adalah isu hoax, terutama dipicu oleh kicauannya SBY waktu itu, yang sebut seolah ada perkubuan antara Istana dan rakyat, dan mereka yang lemah pada sisi lain," kata Arif.

(Baca: Tanggapi Kicauan SBY, Jokowi: Kita Harus Bangun Budaya Sopan dan Santun)

Yang terakhir terkait isu dugaan penyadapan yang dilontarkan SBY dalam pernyataan kepada awak media, pekan lalu.

Pernyataan itu disampaikan menanggapi pernyataan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama dan kuasa hukumnya pada sidang kasus dugaan penodaan agama.

Saat itu, tim kuasa hukum Ahok menanyakan soal percakapan Ketua MUI Ma'ruf Amin sebagai saksi dengan SBY. Pernyataan kuasa hukum Ahok yang menyebut soal isi percakapan dan jam pembicaraan menyebabkan kecurigaan adanya penyadapan.

Arif menilai, persinggungan politik secara terbuka antara Jokowi dan SBY merupakan hal yang kurang elok. Pasalnya, perseteruan semacam itu merupakan hal yang tidak lazim terjadi di dalam negara demokratis.

Kompas TV SBY Keluhkan Hoax, Ini Respons Presiden Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Setelah Surya Paloh, Pimpinan MPR Akan Sambangi Amien Rais dan Cak Imin

Setelah Surya Paloh, Pimpinan MPR Akan Sambangi Amien Rais dan Cak Imin

Nasional
Temui Surya Paloh, Pimpinan MPR Sebut Demokrasi Indonesia Tersesat di Pola Transaksional

Temui Surya Paloh, Pimpinan MPR Sebut Demokrasi Indonesia Tersesat di Pola Transaksional

Nasional
Pihak Pegi Klaim Jadi Korban Salah Tangkap, Komisi III Tak Bisa Intervensi Kasus Vina Cirebon

Pihak Pegi Klaim Jadi Korban Salah Tangkap, Komisi III Tak Bisa Intervensi Kasus Vina Cirebon

Nasional
UU Kesejahteraan Ibu dan Anak Disahkan, Suami Bisa Cuti 5 Hari Dampingi Persalinan

UU Kesejahteraan Ibu dan Anak Disahkan, Suami Bisa Cuti 5 Hari Dampingi Persalinan

Nasional
RUU KIA Disahkan, Ibu Bekerja Berhak Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan

RUU KIA Disahkan, Ibu Bekerja Berhak Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan

Nasional
Jokowi Resmikan Dimulainya Pembangunan Universitas Gunadarma di IKN

Jokowi Resmikan Dimulainya Pembangunan Universitas Gunadarma di IKN

Nasional
Bobby Siap Adu Gagasan dengan Ahok di Pilkada Sumut

Bobby Siap Adu Gagasan dengan Ahok di Pilkada Sumut

Nasional
PSI Resmi Usung Khofifah-Emil di Pilkada Jatim 2024

PSI Resmi Usung Khofifah-Emil di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Bobby Sebut Grup Keluarga Jokowi Belum Bahas Kaesang Maju Pilkada

Bobby Sebut Grup Keluarga Jokowi Belum Bahas Kaesang Maju Pilkada

Nasional
Pihak Pegi Ngadu ke DPR, Minta Kapolri Dipanggil soal Kasus Vina Cirebon

Pihak Pegi Ngadu ke DPR, Minta Kapolri Dipanggil soal Kasus Vina Cirebon

Nasional
DPR Sahkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak Jadi UU

DPR Sahkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak Jadi UU

Nasional
Soal Maju Pilkada Jakarta, Kaesang: Tunggu Kejutannya di Bulan Agustus

Soal Maju Pilkada Jakarta, Kaesang: Tunggu Kejutannya di Bulan Agustus

Nasional
Pimpin Rakernas XVII Apeksi, Walkot Surabaya Satukan Sistem Aplikasi Kota Seluruh Indonesia

Pimpin Rakernas XVII Apeksi, Walkot Surabaya Satukan Sistem Aplikasi Kota Seluruh Indonesia

BrandzView
Bobby Akan Tetap Minta Rekomendasi ke PDI-P untuk Maju Pilkada Sumut

Bobby Akan Tetap Minta Rekomendasi ke PDI-P untuk Maju Pilkada Sumut

Nasional
RUU MK Belum Disahkan, Puan: Buat Apa Terburu-buru kalau Nanti Tak Bermanfaat

RUU MK Belum Disahkan, Puan: Buat Apa Terburu-buru kalau Nanti Tak Bermanfaat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com