Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Ingin Teknologi Jalan Layang Antapani Diterapkan untuk Kereta Semicepat

Kompas.com - 24/01/2017, 14:52 WIB
Dani Prabowo

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap proyek jalan layang Antapani di Bandung, Jawa Barat, dapat diterapkan dalam rencana pembangunan pelintasan kereta semicepat Jakarta-Surabaya.

Biaya yang relatif murah menjadi alasan proyek itu sebaiknya menggunakan teknologi yang diaplikasikan pada jalan layang Antapani.

Jalan layang Antapani menggunakan teknologi corrugated mortarbusa pusjatan (CMP) yang dikembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan Balitbang Kementerian PUPR.

Biaya pengerjaannya hanya sekitar Rp 30 miliar. Biaya tersebut jauh lebih murah daripada anggaran pembangunan jalan layang umumnya yang mencapai Rp 100 miliar.

"Ini sudah dikaji oleh Litbang PU. Tadi sudah disampaikan biayanya 30 persen daripada flyover konvensional. Kedua, waktunya (pembangunan) 50 persen lebih cepat, sedangkan kualitasnya sama," kata Wapres di lokasi peresmian, Selasa (24/1/2017).

"Harus dengan teknologi ini karena anggaran kita kan harus mencapai lebih banyak," kata dia.

Keinginan tersebut, diungkapkan Wapres, setelah dirinya dan keluarganya berlibur ke Yogyakarta pada akhir 2015 lalu.

Seusai liburan dan tiba di Jakarta, Wapres yang disambut Menteri PU dan Dirut PT Kereta Api menyampaikan keluhannya soal lambannya perjalanan kereta.

Setidaknya, dibutuhkan waktu tempuh delapan jam untuk perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta. Saat itu, alasan yang diberikan ialah karena penumpang yang menaiki kereta adalah tamu VIP sehingga kecepatan yang digunakan hanya 75 kilometer per jam.

"Kedua, karena terlalu banyak pintu kereta api yang sepihak di kota sehingga kalau kita jalan kencang ini nanti bagaimana (masyarakat). Padahal, di jalan Belanda, peti kemas itu lebih lambat (daripada) ini," ujarnya.

Wapres pun meminta agar kualitas kereta diperbaiki. Saat itu, Wapres disarankan agar mengurangi pelintasan sepihak dengan membangun flyover. Setidaknya, dibutuhkan sekitar 1.000 flyover apabila hendak menempuh jarak Jakarta-Surabaya selama 5-6 jam.

Namun, Wapres sempat terkejut saat diberi tahu bahwa biaya pembangunan satu unit flyover konvensional mencapai Rp 100 miliar.

"(Terus saya) bicara ke Menteri PU coba bikin simple. Kemarin dilaporin, ini sudah selesai flyover di Bandung di tengah kota lagi, cuma Rp 30 miliar," kata Wapres.

"Oh bagus itu, diajak, kita pagi ini lihat sekalian diresmikan, betul memang nilai proyek cuma Rp 30 miliar,” lanjut Wapres.

Wapres menambahkan, membangun flyover dapat memberikan keuntungan sendiri. Selain biayanya yang lebih murah dan jarak tempuh lebih cepat, flyover juga dapat menekan angka kecelakaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com