Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pemerintah Mempercepat Pembentukan Badan Siber Nasional

Kompas.com - 03/01/2017, 21:28 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, pemerintah akan mempercepat pembentukan Badan Siber Nasional (BSN).

Percepatan ini didasarkan pada kebutuhan pemerintah dalam menghadapi sejumlah tantangan dan hambatan dalam merealisasikan target pembangunan nasional.

Hambatan terkait dunia siber tersebut antara lain maraknya penyebaran berita "hoax", cyber terrorism, dan penyebaran paham radikalisme yang berujung pada tindakan intoleransi.

"Presiden sudah memerintahkan untuk membentuk Badan Siber Nasional yang nanti tugasnya memproteksi kegiatan siber nasional," ujar Wiranto, saat ditemui seusai rapat koordinasi terbatas tingkat menteri, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2017).

Wiranto menjelaskan, Badan Siber Nasional akan bertugas mengawasi dan memilah berita-berita yang beredar di dunia maya.

(Baca: Pemerintah Percepat Pembentukan Badan Siber Nasional pada 2017)

Dengan demikian, masyarakat bisa membedakan antara berita "hoax" dan berita yang memenuhi kaidah jurnalistik. 

Menurut dia, saat ini banyak yang memanfaatkan kebebasan informasi untuk menyebar fitnah dan menanamkan kebencian antar-kelompok di masyarakat.

Di sisi lain, aksi terorisme dan penyebaran paham radikalisme juga mulai beralih dengan memanfaatkan internet.

Dengan adanya BSN, kata Wiranto, pemerintah akan mudah untuk meminimalisasi aksi teror dan intoleransi.

"Hal itu membuat masyarakat jadi bingung. Mana berita benar dan mana berita salah, mana berita yang dilansir secara profesional dan mana yang asal-asalan," kata Wiranto.

"Kalau tidak diatur, diawasi dan tidak ada landasan hukumnya, negara ini mau jadi apa. Belantara hoax jadi tidak jelas, akan mengganggu proses pembangunan nasional," lanjut dia.

Keberadaan BSN akan mengatur berbagai persoalan terkait perdagangan elektronik (e-commerce) yang selama ini minim pengawasan pemerintah.

Dia juga memastikan ruang lingkup tugas BSN tidak akan tumpang tindih dengan tugas Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun kementerian lainnya.

Sebab, BSN akan menjadi satu badan yang memayungi dan mengkoordinasikan badan cyber deffence yang ada di Kementerian Pertahanan, cyber intelligence di Badan Intelijen Negara (BIN), dan cyber security di Kepolisian RI (Polri).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com