JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Quality Assurance Reformasi Birokrasi Nasional, Indra J Piliang, meragukan kabar tenaga kerja asing (TKA) asal China yang tidak hanya bekerja di Indonesia, tapi punya tujuan untuk melakukan invasi.
Indra menolak penyataan Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat.
Jumhur menyebut banyaknya tenaga kerja asing (TKA) asal China yang ada di Indonesia bukan sekedar punya misi bisnis, melainkan bertujuan untuk invansi.
"Kekhawatiran China jajah Indonesia, sepanjang saya belajar sejarah, China itu tidak punya tradisi invasi, tapi perdagangan iya," kata Indra dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (24/12/2016).
Menurut Indra, TKA asal China telah terjadi sejak sejak dahulu, sebelum Indonesia merdeka. Bahkan, lanjut dia, saat itu, jumlah TKA lebih banyak dibanding hari ini.
"Hampir semua daerah ada. Pariaman misalnya, mereka datang dengan bawa budayanya," ujar lulusan S1 Jurusan Sejarah di Universitas Indonesia itu.
Indra menyebutkan, dalam sejarahnya, China justru diinvasi oleh Mongolia. Mongolia bahkan sempat berlayar ke Majapahit.
Presiden Joko Widodo sebelumnya juga telah mengklarifikasi isu terkait serbuan tenaga kerja China ke Indonesia.
Jokowi membantah bahwa tenaga kerja asal China yang masuk ke Indonesia jumlahnya mencapai puluhan juta. Dia menegaskan bahwa tenaga kerja China di Indonesia saat ini hanya berjumlah 21.000 orang.
Menurut Jokowi, jumlah itu sangat kecil dibandingkan jumlah tenaga kerja Indonesia di negara lain. Di Malaysia, misalnya, TKI mencapai 2 juta orang. Adapun di Hongkong mencapai 153.000 orang.
"Hitungan kita 21.000 itu sangat kecil sekali. Jangan ditambahi nol terlalu banyak," ucap Jokowi.
(Baca: Penjelasan Jokowi soal Tenaga Kerja China di Indonesia)
Jokowi mengakui bahwa ada target dari pemerintah untuk mendatangkan turis dari China sebesar 10 juta orang.
Namun, Jokowi menyayangkan ada pihak yang memelesetkan dari target turis itu menjadi jumlah tenaga kerja asal China.
(Baca juga: Dirjen Imigrasi Ungkap Data WN China yang Keluar-Masuk Indonesia)