Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Audiensi ke Ombudsman, Kontras Usulkan Forum Pengawasan BNN

Kompas.com - 20/12/2016, 21:36 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) beraudiensi dengan Ombudsman membahas penangkapan dan penyitaan alat bukti tindak pidana narkotika oleh penegak hukum.

Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan penyitaan barang bukti narkotika perlu mendapat pengawasan. Terutama, penyitaan barang bukti yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).

"Mahkamah Agung ada pengawasnya, Komisi Yudisial. Kepolisian ada Kompolnas. Kejaksaan ada Komisi Kejaksaan, BNN belum ada yang mengawasi," kata Haris di gedung Ombudsman, Jakarta, Selasa (20/12/2016).

Menurut Haris, barang bukti kasus narkotika rentan disalahgunakan. Sebab, kata dia, masyarakat hanya mengetahui keberadaan alat bukti menjelang pemusnahan.

Haris menilai, BNN rentan terhadap penyalahgunaan wewenang yang terlihat dari intensitas keterlambatan pemusnahan barang bukti.

Dalam Pasal 91 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, disebutkan bahwa pemusnahan barang bukti paling lama tujuh hari setelah menerima penetapan pemusnahan dari Kejaksaan Negeri.

"Itu bisa dilihat saat Jokowi memusnahkan barbuk yang disita BNN di Monas. Sebagian narkotika itu ada yang harus dimusnahakan sejak dua bulan sebelumnya dan kita tidak tahu jumlah sebenarnya," ujar Haris.

Untuk itu, Haris mengusulkan dibentuk sebuah forum dalam mengawasi kinerja BNN, terutama dalam menangani barang bukti.

Komisioner Ombudsman Adrianus Meliala menyambut baik usulan dari Kontras. Ia menuturkan, tata kelola suatu lembaga perlu memiliki check and balance.

"BNN punya tiga fungsi, regulator, eksekutor, dan evaluator. Secara tata kelola lembaga itu tidak baik karena semuanya ada di BNN," ujar Adrianus.

Adrianus mengatakan, pada tahun 2017 pihaknya akan mengeluarkan hasil kajian terkait kepatuhan lembaga penegak hukum dengan standar operasional prosedur.

Dalam pemusnahan alat bukti misalnya, lanjut Adrianus, terdapat kepatuhan penegakan hukum terkait aturan tersebut.

Kompas TV BNN Musnahkan 445 Kg Sabu & 442 Kg Ganja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com