JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan tim gabungan mengalami kendala dalam mencari pesawat milik Polri dengan tipe M-28 (Skytruck) yang jatuh di perairan Lingga, Kepulauan Riau.
"Kendalanya adalah arus bawah laut sangat deras," kata Martinus di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Selain arus bawah laut, Martinus menyebutkan pergerakan serpihan pesawat yang menyebar, juga menjadi halangan tim pencari.
(Baca: Armabar Kerahkan 2 Kapal Perang Tambahan Bantu Pencarian Pesawat Polri)
"Akan diupayakan pencarian melebar dan menyebar dengan membuat titik koordinat untuk temukan barang yang hilang, khususnya korban," ucap Martinus.
Martinus menyebutkan, pencarian oleh tim gabungan pada hari ke-3 menghasilkan temuan baru yang diduga merupakan rangkaian tubuh pesawat. Pencarian dimulai pukul 11.00 WIB dan berakhir pukul 17.00 WIB.
"Adanya potongan badan pesawat, kemudian tangga pesawat, dan yang ketiga beberapa kabel, beberapa peralatan yang ada di dalam pesawat," kata Martinus di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Pesawat M-28 Skytruck dengan nomor registrasi P-4201 yang dipimpin Capt Budi Waluyo, bertolak dari markas Polisi Udara Pondok Cabe Jakarta dengan terlebih dahulu transit di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, untuk mengisi bahan bakar.
(Baca: Tim Gabungan Tambah 25 Penyelam untuk Cari Pesawat Polri yang Jatuh)
Dari Pangkal Pinang, pesawat hendak terbang menuju Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Namun di tengah perjalanan, pesawat dilaporkan hilang kontak.
Sebanyak 13 anggota Polisi yang berada di dalam pesawat itu hingga kini belum teridentifikasi. Ke-13 personel Polri tersebut, akan ditugaskan oleh Direktorat Polisi Udara di tiga wilayah, yakni Palembang, Pangkal Pinang, dan Batam.