Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan PBNU Larang Atributnya Digunakan Saat Unjuk Rasa 4 November

Kompas.com - 07/11/2016, 16:46 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Bidang Kebudayaan dan Hubungan Antar-umat Beragama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imam Aziz mengatakan bahwa PBNU memiliki alasan kuat melarang penggunaan atributnya saat demo 4 November 2016.

Demo yang diinisiasi sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) itu menuntut Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum karena diduga menista agama.

Menurut Imam, secara kelembagaan, NU tidak ingin mengeluarkan pernyataan apa pun terkait isu yang menjadi tuntutan dalam demonstrasi tersebut.

(Baca: Atribut NU dan Muhammadiyah Dilarang Dibawa Saat Demo 4 November)

"PBNU berkali-kali mengatakan warganya boleh ikut demo, tapi dilarang membawa atribut NU. Secara kelembagaan, NU tidak ingin mengeluarkan pernyataan apa pun," ujar Imam dalam Pertemuan Nasional Program Peduli Lakpesdam PBNU di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Senin (7/11/2016).

Imam menuturkan, selama ini NU selalu memegang prinsip dasar moderat. Artinya, NU menekankan pandangan keislaman yang moderat.

Prinsip moderat NU, kata Imam, bukan tanpa dasar. NU selalu berusaha untuk seimbang dan menjadi penengah dalam setiap persoalan sosial yang ada.

Menurut Imam, sikap moderat NU merupakan rahmat dari Tuhan. Jika seseorang bersikap tanpa rahmat tersebut, dia akan memiliki hati yang keras.

Sikap keras itulah yang akan membuat orang-orang di sekitarnya akan menyingkir dari lingkungannya.

(Baca: NU Semarang Tolak Permintaan Kirim Massa untuk Demonstrasi di Jakarta)

Oleh sebab itu, dia meminta kepada semua nahdliyin (warga NU) mengedepankan musyawarah saat menghadapi masalah, meskipun dengan kelompok lain yang berbeda agama dan keyakinan.

"Dalam bersikap dengan orang lain harus lembut dan penuh kasih sayang. Kalau perlu berikan pengampunan kepada yang bersalah. Kita semua harus bisa mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan setiap masalah," ungkapnya.

Sebelumnya Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dalam jumpa pers seusai bertemu Presiden Joko Widodo, Selasa (1/11/2016), meminta warga NU yang ikut demonstrasi 4 November tidak membawa atribut NU.

Sebab, secara kelembagaan, NU tidak ikut serta dalam demonstrasi tersebut.

"Jangan sampai pakai bendera Ansor, bendera NU, itu yang saya larang. Karena apa? Karena NU didirikan oleh kiai-kiai bukan untuk demonstrasi, tapi untuk pendidikan, untuk kerakyatan, kemasyarakatan," kata dia.

Kompas TV Presiden Jokowi: Negara Aman dan Terkendali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangkan Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangkan Pilpres

Nasional
Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com