JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta masyarakat yang mengikuti aksi unjuk rasa pada 4 November mendatang untuk menjaga situasi keamanan agar tetap kondusif.
Menurut Tito, pendemo memastikan bahwa aksi tersebut akan berlangsung aman dan tidak anarkistis.
"Mereka (pendemo) juga sudah berkata menjamin keamanan dan ketertiban dan tidak bertanggungjawab terhadap oknum di luar titik demo yang akan melakukan kejahatan," ujar Tito, di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Aksi tersebut rencananya akan dihadiri sekitar puluhan ribu orang.
Sementara itu, satuan pengamanan gabungan TNI dan Polri yang dikerahkan sebanyak 18.000 personel.
Tito menekankan, jika aksi tersebut berujung anarkistis, maka Polri dan TNI tak akan segan-segan bertindak tegas.
"Kalau ada pihak yang ingin mengganggu, TNI dan Polri tentu akan bertindak tegas," kata Tito.
Tito mengakui, hampir setiap pesta demokrasi pasti terjadi polarisasi masyarakat untuk mendukung pasangan calon tertentu.
Terpecahnya masyarakat ini berpotensi konflik karena adanya perbedaan kepentingan.
Tito berharap masyarakat menggunakan hak berdemokrasi mereka sesuai dengan ketentuan hukum.
"Penyampaian unjuk rasa tak boleh mengganggu hak asasi orang lain, tak boleh ganggu ketertiban umum, tak boleh melanggar etika dan moral," kata Tito.