Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Minta BPK Dilibatkan Awasi Dana Bantuan Parpol jika Dinaikkan

Kompas.com - 05/10/2016, 15:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Peneliti Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch, Almas Sjafrina meminta, agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dilibatkan dalam mengawasi laporan keuangan partai politik.

Hal itu menyusul disepakatinya rencana kenaikan bantuan keuangan bagi partai politik.

“Pengawasan keuangan parpol sebaiknya diberikan kepada BPK. Karena BPK memiliki instrumen untuk mengawasi,” kata Almas dalam sebuah diskusi di Kantor ICW, Rabu (5/10/2016).

Pelibatan BPK diperlukan lantaran ada uang negara yang diberikan kepada parpol dalam jumlah besar untuk membiayai kegiatan operasional mereka.

Dengan adanya pengawasan tersebut, maka parpol dituntut membuat laporan keuangan yang lebih akuntabel.

(baca: Mendagri: Kepastian Besaran Bantuan Dana Parpol Tunggu Ekonomi Stabil)

Dalam hal ini, ia menambahkan, perlu adanya pemisahan laporan keuangan yang dibuat parpol. Pemisahan itu tergantung dari mana sumber pemasukan partai.

Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, ada tiga sumber pemasukan partai, yaitu iuran dan sumbangan anggota, sumbangan per orangan nonanggota partai dan badan usaha/perusahaan, serta alokasi keuangan negara yang bersumber dari APBN dan APBD tergantung pada jumlah kursi yang diperoleh.

“Pemisahan diperlukan untuk mempermudah proses audit,” ujarnya.

Komisi II DPR dan Pemerintah sepakat menaikkan bantuan keuangan untuk partai politik.

(baca: Dana Bantuan Parpol Diusulkan Naik hingga 50 Kali Lipat)

Dalam usulan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik, besar kenaikan itu bahkan mencapai 50 kali lipat.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, usulan kenaikan dana bantuan untuk partai politik merupakan hal yang wajar. Namun, angka kenaikannya harus rasional.

(baca: Istana: Dana Parpol kalau Naik 50 Kali Lipat Akan Kejutkan Publik)

Pramono mengakui, bantuan dana untuk parpol ini memang dilematis. Banyak elite partai yang menilai dana bantuan saat ini sangat minim yang berujung pada meningkatnya korupsi di kalangan kader parpol.

Namun, di sisi lain, pemerintah juga saat ini sedang mengencangkan ikat pinggang di tengah kondisi keuangan yang masih sulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com