Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petahana dan Aparatur Sipil Maju di Pilkada DKI, Netralitas PNS Jadi Prioritas Bawaslu

Kompas.com - 24/09/2016, 18:21 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta memperketat pengawasan netralitas PNS Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Pilkada DKI 2017.

Pimpinan Bawaslu DKI Muhammad Jufri mengatakan keputusan itu lantaran adanya pasangan petahana, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan seorang aparatur negeri sipil Sylviana Murni, yang berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta.

Sylviana maju sebagai bakal calon wakil gubernur berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono.  

"Kita tahu ada gubernur (Basuki Tjahaja Purnama), wakil gubernur (Djarot Saiful Hidayat), dan Deputi Gubernur (Sylviana Murni). Kita awasi netralitas PNS karena takutnya ada mobilisasi PNS," ujar Jufri di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (24/9/2016).

Selain soal netralitas PNS, isu suku agama ras dan antargolongan (SARA) juga menjadi perhatian Bawaslu DKI. Untuk mengantisipasi terjadinya kampanye berbau SARA, Bawaslu DKI bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Selain itu, Bawaslu DKI juga akan mengawasi kampanye hitam dan juga politik uang selama masa kampanye.

"Empat hal itu akan menjadi perhatian kami, isu SARA, netralitas PNS, black campaign, dan politik uang," ujar Jufri.

Masa kampanye dilakukan sejak 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017.

Selain Ahok-Djarot dan Agus-Sylviana, ada juga pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Ketiga bakal pasangan calon itu sedang diseleksi KPU DKI Jakarta. 

Kompas TV Anies-Sandiaga Resmi Ikut Pilkada Jakarta 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com