Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Bingung Pimpinan DPD Sebut Irman Akan Ajukan Praperadilan

Kompas.com - 22/09/2016, 18:02 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara mantan Ketua DPD RI Irman Gusman, Tommy Singh mengaku tak memahami pernyataan pimpinan DPD yang menyebutkan bahwa Irman akan mengajukan gugatan praperadilan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi. 

KPK menetapkan Irman sebagai tersangka kasus dugaan menerima suap terkait kuota impor gula.

Menurut Tommy, sebagai kuasa hukum, ia hanya mengurusi persoalan terkait proses hukum kasus Irman.

"Saya enggak paham. Begini, kami ini kan kuasa hukum. Kami mengurusi aspek hukumnya, enggak mengikuti aspek politik. Kalau saya masuk ke politik kan nanti jadi enggak pas, kuasa hukumnya kok ngurusin politik," ujar Tommy, saat ditemui di Rutan Polisi Militer Komando Daerah Militer V/Jayakarta (Kodam Jaya), Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Tommy mengatakan, hingga saat ini belum ada rencana untuk mengajukan gugatan praperadilan terhadap KPK atas penetapan Irman sebagai tersangka.

(Baca: Irman Gusman Belum Berencana Ajukan Praperadilan)

"Belum tahu juga kita apakah akan ada (praperadilan) atau tidak," ujar Tommy.

Ia menekankan, Irman dan tim kuasa hukumnya menghormati proses hukum yang sedang dilakukan KPK.

"Sampai hari ini tidak ada rencana. Kami masih hormati proses hukum di KPK," tambah Tommy.

Sebelumnya, dua Wakil Ketua DPD, GKR Hemas dan Farouk Muhammad, sempat mengatakan bahwa putusan praperadilan kasus Irman akan diajukan Senin pekan depan.

Irman diduga menerima suap dari Direktur CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto agar merekomendasikan Bulog menambah kuota impor gula kepada CV Semesta Berjaya.

Adapun barang bukti yang diamankan penyidik KPK berupa uang Rp 100 juta yang dibungkus plastik berwarna putih.

Selain menangkap Irman, KPK juga mengamankan istrinya Xaveriandy, yaitu Memi, dan adik Xaveriandy, yaitu Willy Sutanto.

Berdasarkan gelar perkara yang dilakukan pimpinan KPK dan penyidik, Irman, Xaveriandy, dan Memi ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara suap ini.

Awalnya, KPK menangani perkara lain milik Xaveriandy, yaitu penangkapan 30 ton gula pasir tanpa label Standar Nasional Indonesia (SNI) yang tengah berjalan di Pengadilan Negeri Padang.

Dalam perkara tersebut, KPK pun menetapkan Xaveriandy sebagai tersangka karena diduga memberi suap Rp 365 juta kepada Farizal, jaksa dari Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat.

Kompas TV Moralitas yang Terpuruk - Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com