Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu PM Italia, Jokowi Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Forum Antar-iman

Kompas.com - 06/09/2016, 08:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi bertemu di sela-sela perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Hangzhou, China, Senin (5/9/2016) kemarin.

Kedua pemimpin negara itu saling berkomitmen untuk menjalin kerja sama di berbagai sektor. Mulai dari perdagangan, pendidikan, energi terbarukan, teknologi digital, agrobisnis hingga rencana penyelenggaraan dialog antariman.

Soal kerja sama di sektor perdagangan, misalnya, Presiden Jokowi mengungkapkan kepada PM Renzi bahwa Italia merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia.

"Indonesia berkomitmen meningkatkan perdagangan dengan Italia, ke depan," ujar Jokowi sebagaimana dikutip dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (6/9/2016).

Sementara itu, soal rencana penyelenggaraan dialog antar-iman dengan Italia, Jokowi mendukung penuh agar acara semacam itu diwujudkan.

"Indonesia, 87 persen penduduknya Muslim moderat dan toleran. Saya mendukung Indonesia dan Italia menyelenggarakan forum interfaith dialogue untuk memajukan nilai moderasi serta mengatasi ekstremisme dan xenophobia (ketakutan terhadap orang asing)," ujar Jokowi.

PM Renzi mengakui bahwa Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim dengan jumlah terbesar di dunia.

Oleh sebab itu, melaksanakan dialog dengan Indonesia merupakan hal yang penting bagi terciptanya perdamaian dunia.

PM Renzi juga berkomitmen meningkatkan kerja sama di berbagai sektor dengan Indonesia.

Sebagai bukti tingginya komitmen Italia, PM Renzi mengundang Jokowi berkunjung ke Italia untuk menindaklanjuti sejumlah kerja sama kedua negara.

"Saya ingin mengedepankan kerja sama di bidang pendidikan dan budaya dengan Indonesia untuk meningkatkan hubungan people to people contact di antara kedua negara," ujar PM Renzi.

Kompas TV Jokowi Hadiri Pertemuan G20 di Tiongkok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com