JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi bertemu di sela-sela perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Hangzhou, China, Senin (5/9/2016) kemarin.
Kedua pemimpin negara itu saling berkomitmen untuk menjalin kerja sama di berbagai sektor. Mulai dari perdagangan, pendidikan, energi terbarukan, teknologi digital, agrobisnis hingga rencana penyelenggaraan dialog antariman.
Soal kerja sama di sektor perdagangan, misalnya, Presiden Jokowi mengungkapkan kepada PM Renzi bahwa Italia merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia.
"Indonesia berkomitmen meningkatkan perdagangan dengan Italia, ke depan," ujar Jokowi sebagaimana dikutip dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (6/9/2016).
Sementara itu, soal rencana penyelenggaraan dialog antar-iman dengan Italia, Jokowi mendukung penuh agar acara semacam itu diwujudkan.
"Indonesia, 87 persen penduduknya Muslim moderat dan toleran. Saya mendukung Indonesia dan Italia menyelenggarakan forum interfaith dialogue untuk memajukan nilai moderasi serta mengatasi ekstremisme dan xenophobia (ketakutan terhadap orang asing)," ujar Jokowi.
PM Renzi mengakui bahwa Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim dengan jumlah terbesar di dunia.
Oleh sebab itu, melaksanakan dialog dengan Indonesia merupakan hal yang penting bagi terciptanya perdamaian dunia.
PM Renzi juga berkomitmen meningkatkan kerja sama di berbagai sektor dengan Indonesia.
Sebagai bukti tingginya komitmen Italia, PM Renzi mengundang Jokowi berkunjung ke Italia untuk menindaklanjuti sejumlah kerja sama kedua negara.
"Saya ingin mengedepankan kerja sama di bidang pendidikan dan budaya dengan Indonesia untuk meningkatkan hubungan people to people contact di antara kedua negara," ujar PM Renzi.