Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Belum Terungkap, Polisi Periksa Korban Perampokan Pondok Indah

Kompas.com - 04/09/2016, 13:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polda Metro Jaya akan memeriksa korban dan asisten rumah tangga yang bekerja di rumah korban perampokan di Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Polisi ingin mendalami motif pelaku perampokan.

Mereka yang bakal diperiksa yakni istri Asep Sulaiman, Euis, asisten rumah tangga korban, Reni dan anak Asep berinisial S.

Pemeriksaan istri dan anak Asep digelar di Rumah Sakit Polri.

"Hari ini kita periksa Asisten Rumah Tangga, Ibu Reni, korban lainnya yang sementara di RS Polri Ibu Euis dan saudari Safira, juga akan mendalami terkait motif yang memang sampai saat ini belum terungkap," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Awi Setiyono, di Mapolda Metro Jaya, di Jakarta, Minggu (4/9/2016).

Selain memeriksa korban dan asisten rumah tanga, kata Awi, polisi juga akan memeriksa pimpinan sekuriti di PT Exxon Mobil. 

Hal ini terkait temuan serifikat yang mencatat pelaku AJS pernah bekerja di perusahaan tersebut. Korban Asep diketahui juga pernah bekerja di perusahaan minyak dan gas tersebut.

Polisi belum dapat menyimpulkan hubungan pasti pelaku dan korban. Apakah sebatas pelaku pernah kerja sebagai sekuriti di perusahaaan tempat kerja korban atau hubungan keluarga.

"Saya terlalu dini kalau sampaikan itu. Tapi yang bersangkutan (AJS) ketahuan pernah jadi sekuriti di Exxon," ujar Awi.

Bahkan, AJS mengaku pernah mengawal korban selama lima bulan. AJS memiliki sertifikat yang mencatat dirinya sebagai sekuriti PT Exxon Mobil sejak 2010-2016.

(Baca: Polisi Dalami Hubungan Pelaku dan Korban Perampokan di Pondok Indah)

"Yang bersangkutan (AJS) mengaku pernah mengawal, tapi korban bilang tidak. Ini masih kita dalami, pimpinan sekuriti di Exxon kita akan periksa," ujar Awi.

Kabar pelaku dan korban saling kenal disampaikan Toto, Ketua RT 06 di wilayah tempat tinggal pelaku. Toto mengungkapkan bahwa pelaku tinggal bersama istrinya di rumah tersebut.

"Istrinya shock berat, dia mengetahui kejadian ini," ujar Toto, seperti dikutip dari Warta Kota.

Toto bahkan menyatakan bahwa AJ tak melakukan perampokan karena penyanderaan itu memiliki motif lain.

"Motifnya itu masalah pribadi, bahkan istrinya sempat menelepon keluarga korban. Mereka memang saling kenal," ucap Toto.

Ia menyebut korban dengan pelaku pernah terlibat dalam satu pekerjaan di mana AJ menjadi staf korban.

"Mereka juga tadi makan bareng kok, makan indomie sama-sama," ucap Toto.

Kompas TV Pelaku & Korban Penyanderaan Tak Saling Kenal?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com