Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sempat Pantau Pergerakan Pelaku Sebelum Bom Thamrin Meledak

Kompas.com - 22/08/2016, 16:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku bom di kawasan Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016 lalu rupanya sempat diintai aparat kepolisian.

Direktur Keamanan Negara Badan Intelejen dan Keamanan Polri Kombes (Pol) Joko Mulyono menyebutkan, sebelum beraksi di Jakarta, salah seorang pelaku menetap di Purwokerto.

"Ada Aiptu yang bertugas mengawasi dia," ujar Joko tanpa menyebut nama pelaku yang dimaksud saat acara seminar di Graha Oikoumene, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2016).

Namun, Polisi berpangkat Ajun Inspektur Satu Polisi itu dipindahtugaskan ke Bogor. Pengawasan terhadap pelaku tersebut tidak dilanjutkan.

Alhasil, sang pelaku tak lagi mendapatkan pengawasan oleh aparat kepolisian dan melakukan aksi teror di Jakarta.

"Tidak ada estafet dalam hal pengawasan sehingga dia (pelaku) lari ke Depok dan melakukan aksinya di Jalan Thamrin," ujar Joko. Joko menolak jika Polisi disebut kecolongan.

(Baca: Ayah Pelaku Bom Thamrin Minta Maaf kepada Rakyat Indonesia)

Sebab, meski mereka diawasi ketat, informasi soal di mana dan kapan aksi teror akan dilakukan sangat sulit didapatkan.

"Kami hanya bisa memberikan instruksi di aparat kewilayahan untuk patroli. Tapi fokus di mana dan kapan itu sulit dideteksi," ujar Joko.

Bom yang meledak di kawasan Jalan MH Thamrin pada 14 Januari 2016 lalu menewaskan tujuh orang, terdiri dari lima pelaku dan dua warga sipil.

Total, jumlah korban yakni mencapai 21 orang. Selain korban tewas, ada pula korban luka-luka. Tercatat, Densus 88 Antiteror Polri menangkap 31 orang yang terlibat di dalam peristiwa tersebut. Seluruhnya ditetapkan sebagai tersangka.

Kompas TV 4 Terduga Teroris Terkait Bom Sarinah Ditangkap

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com