Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PDI-P Anggap Video Kader Tolak Ahok Bukan Bentuk Perlawanan

Kompas.com - 18/08/2016, 19:45 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto menilai, beredarnya video kader PDI-P di DKI yang menolak pencalonan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur adalah sebuah ungkapan atau ekspresi dalam berdemokrasi.

Menurut dia, hal tersebut bukan suatu tindakan perlawanan.

"Ya ini kan sebuah ekspresi. Itulah bedanya PDI-P dengan yang lain, karena kami itu partai rakyat, ada berbagai ragam ekspresi yang disampaikan, dan itu sah," ujar Hasto, di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).

Meski demikian, Hasto mengimbau agar ekspresi itu disampaikan sesuai dengan tradisi yang berbudaya.

(Baca: Beredar Video Pejabat PDI-P DKI Menolak Ahok)

Ekspresi yang disampaikan juga harus menghormati Ahok sebagai pemimpin dan Gubernur DKI Jakarta, sehingga harus disampaikan dengan sopan dan menghargai.

Di sisi lain, menurut Hasto, meskipun beberapa kader menolak salah satu bakal calon yang akan diusung, pada akhirnya mereka harus tunduk pada keputusan yang diambil partai.

"Memang, kami belum mengeluarkan keputusan politik. Tetapi, ketika keputusan sudah diambil, disiplin kepartaian dan kultur yang sudah kami bangun mengikuti kedisiplinan itu," kata Hasto.

Sebelumnya, sebuah video berdurasi 32 detik yang menggambarkan kader PDI-P menyanyikan yel penolakan terhadap bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, beredar di media sosial.

(Baca: Kata Ahok soal Video Pengurus DPD PDI-P DKI yang Serukan "Ahok Pasti Tumbang")

Ada beberapa kader PDI-P yang terlihat dalam video tersebut, seperti anggota DPRD DKI Jakarta Merry Hotma, Ketua DPRD DKI Jakarta sekaligus Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dari PDI-P DKI Jakarta Gembong Warsono.

Yel tersebut dinyanyikan dua kali. Terdengar liriknya menginginkan Ahok kalah dalam pilkada.

"Bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok pasti tumbang."

"Bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok tunggang langgang."

Saat dikonfirmasi, Prasetio hanya tertawa menanggapi beredarnya video tersebut.

"Kok pada senang sih, jadi ramai? Ha-ha-ha. Lu senang banget lu, janganlah... Jangan... Jangan," kata Prasetio sambil terus mencoba berjalan menghindari wartawan yang mengerubutinya, di Lapangan Eks IRTI Monas, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com