JAKARTA, KOMPAS.com -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendorong peserta didik kejuruan memiliki daya saing berskala internasional.
"Lulusan SMK harus siap menghadapi tantangan global saat ini," ujar Muhadjir melalui siaran pers, Kamis (11/8/2016).
Muhadjir akan memperkuat beberapa aspek yang ada di dalam pendidikan kejuruan (vokasi) demi mewujudkan hal itu.
Pertama, penguatan tata kelola kelembagaan melalui percepatan akreditasi sekolah dan sertifikasi.
Kedua, pembenahan kurikulum dan kualitas pembelajaran melalui penataan bidang keahlian dan peningkatan magang.
Ketiga, penyediaan guru kejuruan yang kompeten. Keempat, peningkatan kuantitas tenaga kerja lulusan SMK melalui penguatan portofolio lulusan.
Intinya, Muhadjir ingin pendidikan kejuruan harus bisa menyesuaikan jenis keterampilan dengan kebutuhan pasar.
Pendidikan kejuruan juga diharapkan mampu menyesuaikan dengan lapangan kerja potensial di daerah itu.
Misalnya, jika di daerah itu terdapat tambang, maka sebisa mungkin pendidikan kejuruan di daera itu berorientasi agar peserta didik bisa bekerja di tambang tersebut.
"Banyak keterampilan yang dibutuhkan lembaga kerja dan kita juga harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya. SMK harus terus menaikkan nilai prestasi semakin tinggi," ujar Muhadjir.
Jika penguatan terhadap pendidikan kejuruan telah terlaksana, Muhadjir berharap pendidikan kejuruan menjadi andalan dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Catatan Kemendikbud, saat ini ada 13.167 SMK yang didukung 287.717 guru kejuruan.
Terdapat sembilan bidang keahlian favorit di SMK, yaitu Teknologi dan Rekayasa, Teknnologi Informasi dan komunikasi, Kesehatan, Agribisnis dan Agroteknologi, Perikanan dan Kelautan, Bisnis dan Manajemen, Pariwisata, Seni Rupa dan Kriya serta Seni Pertunjukan.