JATINANGOR, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, tak semua praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri sanggup menjalani pelatihan kedisiplinan.
Bahkan untuk tahun ini, Tjahjo mengungkap, IPDN telah memulangkan 16 praja karena tak disiplin.
"Mohon maaf, tahun ini yang kami terpaksa antar pulang ke orangtuanya ada 16 orang. Kenapa itu terjadi? Karena tidak mampu melaksanakan disiplin kepamongprajaan dengan baik," ujar Tjahjo di kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat, Senin (8/8/2016).
Salah seorang yang dipulangkan, kata Tjahjo, terlibat kasus kekerasan. Menurut dia, kedisiplinan yang diajarkan di IPDN bukan berarti memperbolehkan tindak kekeradan terjadi di lingkungan kampus.
(Baca: Senin Pagi, Presiden Jokowi Kukuhkan 1.921 Calon Pamong Praja IPDN)
"Dugaan kekerasan, ya salah satunya yang kami pulangkan tadi," kata Tjahjo. Tjahjo mengatakan, kedisiplinan murid ajar IPDN ditanamkan bahkan sejak proses rekrutmen.
IPDN kini menerapkan sistem online untuk seleksi masuk. Tjahjo berani menjamin bahwa dalam proses tersebut, sama sekali tidak ditemukan praktik korupsi, kolusi, nepotisme.
"Mulai dari psikotes, ada tes kejujuran dari KPK. Ada tes kesaptamaan dari TNI, kemudian dia mengikuti revolusi mental. d Diharapkan selesainya, dia siap ditugaskan diseluruh pelosok indonesia tanpa terkecuali," kata Tjahjo.
Siang tadi, Presiden Joko Widodo mengukuhkan 1.921 pamong oraja muda yang terdiri dari lulusan program Diploma IV dan Strata 1.
Pamong praja muda IPDN itu sebelumnya telah diwisuda bersama lulusan Strata 2, lulusan Program Profesi Kepamongprajaan, serta Program Doktor Ilmu Pemerintahan di IPDN pada Minggu (7/8/2016).
Jokowi membebankan harapan bagi lulusan pamong praja muda IPDN agar melakukan reformasi di tempatnya masing-masing.
(Baca: Jokowi Harap Pamong Praja Muda IPDN Jadi Pelopor Reformasi Birokrasi)
"Saudara akan menjadi ujung tombak negara untuk memberikan pelayanan publik cepat, responsif dan berkualitas sehingga negara selalu hadir di tengah rakyat," ujar Jokowi dalam pidatonya di Kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat.
Jokowi menekankan para pamong praja muda untuk terus memegang teguh prinsip revolusi mental dalam melayani masyarakat.
Berbekal revolusi mental, maka aparatur sipil negara bisa optimistis dan berani melakukan terobosan di tempatnya bekerja.
Jokowi meyakini, pamong praja muda yang kelak menjadi aparatur sipil itu mampu mengemban tugas negara dengan baik asalkan mau memperbaiki diri dan menginisiasi perubahan mulai dari tempat masing-masing.
"Kuncinya, harus berani melakukan perombakan, berinovasi, dan kreatif. Tidak berorientasi pada prosedur tapi mengedepankan hasil dan karya nyata," kata Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.